Kesehatan pria

Daun Kelor dan Manfaatnya bagi Kesehatan Pria

Penelitian di laboratorium terhadap tikus dan kelinci menunjukkan hasil, kelor memiliki manfaat bagi prostat dan sperma.

Penulis: AC Pinkan Ulaan | Editor: AC Pinkan Ulaan
Warta Kota/AC Pingkan
Tumbuhan kelor (Moringa oleifera) yang dulu dikenal sebagai peluruh susuk dan jimat, kini juga dianggap sebagai makanan super bagi kesehatan. 

Penyakit ini lebih banyak ditemukan pada pria dibandingan perempuan. Pasalnya, pria memang cenderung menyimpan lemak di bagian perut.

Lemak yang disebut lemak visceral ini menyebabkan efektivitas insulin menurun, sehingga meningkatkan risiko diabetes.

Penelitian kepada tikus yang mengidap diabetes menunjukkan bahwa sari daun dan biji kelor dapat menurunkan kadar gula darah. Caranya denagn meningkatkan produksi insulin, atau penyerapan gula ke sel.

Sebuah penelitian kepada 10 orang dewasa memperlihatkan hasil yang cukup menggembirakan. Mengonsumsi 4 gram bubuk daun kelor meningkatkan produksi insulin, namun belum memberikan dampak besar kepada kadar gula darah.

Sementara penelitian lainnya menggunakan partisipan 10 orang dewasa sehat dan 17 orang dewasa pengidap diabeters tipe 2.

Setiap orang mendapat 20 gram bubuk daun kelor saat makan, dan para peneliti melihat hasil yang cukup menjanjikan.

Suplemen itu menurunkan peningatan kadar gula darah setelah makan pada partisipan diabetes, namun tidak pada partisipan yang sehat.

Namun, menurut para peneliti itu, 20 gram bubuk daun kelor menyebabkan rasa tidak enak di makanan, yang diperkirakan akan berpengaruh kepada kedisiplinan orang untuk terus mengonsumsinya.

Para peneliti juga memberi catatan bahwa harus dilakukan penelitian serupa, dengan jumlah partisipan yang lebih banyak dan jangka waktu yang lebih panjang.

Kesimpulannya, bubuk daun kelor menunjukkan khasiat mengurangi peningkatan gula darah sesudah makan, pada penderita diabetes tipe 2.

Namun riset lanjutan masih dibutuhkan untuk mempertegas temuan ini.

Keamanan dan efek samping

Sebelum para ahli ilmu kesehatan modern meneliti kelor, tanaman ini sudah dikonsumsi secara rutin oleh masyarakat tradisional di Asia.

Khususnya di India dan beberapa tempat di Indonesia, baik dijadikan jamu atau disantap sebagai sayur.

Para ahli juga meneliti kebiasaan itu, dan menyatakan bahwa tidak ditemukan efek samping pada orang yang mengonsumi bubuk daun kelor sampai 50 gram sekali makan.

Selain disayur atau dikeringkan untuk dibuat teh, daun kelor kini juga dijus.
Selain disayur atau dikeringkan untuk dibuat teh, daun kelor kini juga dijus. (Warta Kota/AC Pingkan)

Efek samping juga tidak ditemukan pada orang, yang rutin memakan suplemen daun kelor seberat 7 gram setiap hari, selama 90 hari berturut-turut.

Karena itu para ahli menyatakan bahwa kelor memiliki risiko yang rendah.

Mereka juga mengakui bahwa tanaman ini memiliki kandungan yang bermanfaat, meski pun belum ada penelitian efeknya kepada manusia.

Hanya saja, penulis artikel di Healthline mengingatkan, walau pun kelor terlihat mujarab bagi masalah kesehatan pria, namun mereka yang sedang menjalani terapi testosteron, mengonsumsi obat tekanan darah tinggi dan mengendalikan gula darah, harus berkonsultasi ke dokter dulu sebelum minum suplemen ini.

Tujuannya agar tidak terjadi efek samping karena pertemuan suplemen kelor dengan obat dokter.

Ikuti kami di
596 articles 182 0
Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved