12 Tahun Menjadi Pegawai Honorer, Hadi Ismanto Kini Menjadi Lurah

Jalan panjang harus dilalui Hadi Ismanto, sebelum menjabat Lurah Tanahtinggi. Kariernya diawali dari tenaga honorer tukang sapu.

Penulis: Andika Panduwinata | Editor: AC Pinkan Ulaan
Warta Kota/Andika Panduwinata
Hadi Ismanto, Lurah Tanahtinggi, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang. 

Ibunya meninggal dunia yang berdampak kepada pupusnya mimpi Hadi untuk menjadi pesepak bola level nasional.

Pasalnya, Boy harus mengurus adik-adiknya. Sementara dia juga masih sekolah dan melakukan pekerjaan serabutan.

"Saya mulai tidak fokus bermain sepak bola karena pergaulan dan faktor ekonomi," ujar Hadi.

Dirinya pun berhenti bermain di Persita Tangerang. Sepulang sekolah Boy mencari uang dengan menjadi kuli sayuran di pasar.

"Uangnya buat adik-adik saya. Adik saya ada 4," tambahnya.

Sang ayah yang usianya mulai senja sudah tidak produktif, dan kesulitan mencari uang.

"Keluar dari Persita dan mulai fokus kerja, walau pun saya sudah tidak bermain bola tapi saya dipercaya oleh teman-teman di Tanahtinggi untuk menjadi pelatih," ucap Hadi.

Pelatih sepak bola

Di usia 19 tahun Hadi menjabat sebagai pelatih sepakbola Tanahtinggi. Sosok kepemimpinannya membuat para pemain memercayainya.

"Kapten kesebelasan minta kepada saya untuk melatih," kata Hadi.

Dia melatih anak-anak usia 16 tahun untuk mengikuti turnamen Divisi 2 Liga Persikota.

"Saya membangun kerja sama dalam tim, membentuk rasa percaya diri, dan menghilangkan ego antar-pemain," tuturnya.

Hadi mengadopsi permainan tim Argentina, yang menjadi juara Piala Dunia 1978 dan 1986. Pasalnya, dia sangat mengidolakan Mario Kempes.

"Taktikal saya dalam permainan itu harus menyerang dan terus menyerang," imbuhnya.

Tangan dingin Hadi pun membuahkan hasil, yakni berhasil membawa Tanahtinggi naik kasta di Liga Persikota.

"Itu pengalaman yang tidak bisa saya lupakan. Sempat tertinggal skor 0-1 dari kesebelasan Cipondoh, dan akhirnya bisa membalikan keadaan menjadi 2 - 1," ujar Hadi.

Dari turnamen ini Hadi didapuk sebagai Pelatih Terbaik, dan TanahTinggi menjadi tim fair play dalam kejuaraan ini.

"Pretasinya ada pengusaha yang melirik dan membawa saya sampai ke Italia," kata Hadi.

Italia saat itu memang menjadi kiblat sepak bola dunia. Serie A pun menjadi liga papan atas.

Sejumlah pemain top dunia berlaga di liga tersebut, dan Hadi sempat mencicipi atmosfer sepak bola negeri pizza itu.

Ikuti kami di
530 articles 182 0
Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved