Kepala Disdikbud Kota Tangsel ini Bersyukur Bisa Terus Sekolah
Dari desa dengan tingkat kesempatan bersekolah sangat kecil, Kepala Disdikbud Kota Tangsel ini ingin bermanfaat bagi jutaan anak.
Penulis: Rizki Amana | Editor: AC Pinkan Ulaan
Karier Taryono kemudian berkembang dengan mendapat promosi menjadi kepala sekolah sebuah SMA negri, yang sekarang bernama SMA Negeri 7 Kota Tangsel.
Saat dia menjadi kepala sekolah itu terjadi pemekaran wilayah di Kabupaten Tangerang, dan berdirilah Kota Tangsel pada tahun 2009.
"Pas Tangsel berdiri saya masuk struktural. Pertama menjadi Kabid Kebudayaan di Dinas Perhubungan Komunikasi, Informatika, dan Budaya Pariwisata. Itu awalnya pertama Tangsel berdiri," kata Taryono.
Kemudian terjadi pemecahan organisasi perangkat daerah (OPD) tempatnya bekerja, sehingga Taryono mendapat rotasi ke dinas lain.
Kata Taryono, dia dipindah ke Dinas Perhubungan Komunikasi Informatika (Dishubkominfo) Kota Tangsel.
"Nah disitu saya menjadi Kepala Bidang Kominfo selama empat tahun. Kemudian menjadi Sekretaris Dishubkomifo," katanya.
Pada tahun 2016 pemisahan OPD Kita Tangsel kembali terjadi, dan Taryono pindah tugas lagi. Kali ini ke Dinas Pendidikan dan Budaya Tangsel.
"Tahun 2017 saya menjadi Sekretaris Disdikbud. Kemudian dilantik Oktober 2017 menjadi Plt (Pelaksana tugas) Kadisdikbud, hingga awal 2018 saya ditetapkan sebagai Kadisdikbud," ujarnya.
Buah karya
Taryono mengatakan karya yang telah dia hasilkan bersama rekan sejawatnya banyak terjadi saat Pemkot Tangsel mulai berdiri.
Ketika Pemkot Tangsel berulang kali melakukan pemecahan OPD, Taryono menyumbang buah pikirannya untuk menyusun sistem kerja bagi OPD yang baru terbentuk .
"Waktu di Dishubkominfo menjabat sebagai Kabid Kominfo, pekerjaan terbesar di situ. Saya, Alhamdulillah, dapat menciptakan kemajuan untuk Tangsel, yaitu program Menata Menara Telekomunikasi," ujarnya.
"Alhamdulillah ya karena di situlah saya bersama teman-teman mengatur Perda Kominfo, kemudian Perwal Penataan Menara Telekomunikasi di Tangsel," sambungnya.
Kata Taryono, kebijakan penataan dengan kajian yang dilakukan tersebut sangat bermanfaat bagi kemajuan Kota Tangsel.
Sebab, dari programnya itu Kota Tangsel mendapati retribusi.
Tak hanya sampai di situ, saat menjabat sebagai Sekdishub, yang ketika itu dipimpin oleh Sukamta sebagai Kadishub Kota Tangsel, dirinya mengembangkan program-program yang mampu memberikan dampak bagi Kota Tangsel.
"Ada program-program besar di sana, yang pertama pembangunan Terminal Type A di Pondok Cabe. Saya membantu Pak Sukamta di sana," kata Taryono.
"Kemudian program lintas Bus Trans Anggrek, serta program parkir meter. Pengelolaan parkir on street yang menggunakan teknologi informatika. Itu semua bersama Pak Sukamta juga," sambungnya.
Karya demi karya semakin mengalir dari kegigihannya. Sebagai Kadisdikbud Kota Tangsel, Taryono mempersembahkan Rekor Muri bagi KOta Tangsel, berupa batik sepanjang 7.000 meter.
Rekor itu dilakukannya bersama para peserta didik Kota Tangsel, dari tingkat TK hingga SMA.
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!