Sejarah
Pusat Perbelanjaan dan Perkantoran Duta Merlin
Hotel Des Indes merupakan hotel mewah yang pernah ada di Asia Tenggara. Namun, hotel ini diruntuhkan dan kini menjadi Duta Merlin.
Penulis: Janlika Putri | Editor: Intan Ungaling Dian
Duta Merlin adalah pusat perbelanjaan dan perkantoran yang terletak di Jalan Gajah Mada No 3-5, Petojo Utara, Jakarta Pusat.
Letak persisnya berada di antara Jalan Suryopranoto dan KH Hasyim Ashari, serta di depan Halte TransJakarta Harmoni.
Sebelum menjadi pusat perbelanjaan dan perkantoran Duta Merlin, tempat ini merupakan hotel modern pertama yang dibangun di Indonesia bernama Hotel Des Indes.
Pada masa lalu, ketika diselenggarakan Konferensi Asia Afrika tahun 1955 di Bandung, Jawa Barat, banyak petinggi negara di dunia, menginap di Hotel Des Indes.
Namun, sejarah bangunan di Indonesia menyebutkan, pembangunan Kota Jakarta 'melenyapkan' Hotel Des Indes' menjadi Duta Merlin pada tahun 1971.
• 6 Bangunan Bersejarah Peninggalan Belanda di Depok
Sejarah Duta Merlin
Sebelum menjadi pusat perbelanjaan dan perkantoran Duta Merlin, tempat ini bernama Hotel Des Indes.
Hotel Des Indes merupakan bangunan bersejarah bagi industri perhotelan Indonesia.
Namun, bangunan hotel itu sudah tidak ada lagi, melainkan berganti menjadi Duta Merlin.
Menurut Ketua Program Studi Magister Arsitektural Universitas Tarumanagara, Naniek Widayati Priyomarsono, tidak ada yang tersisa dari bangunan dan kejayaan Hotel Des Indes.
Naniek Widayatiyang juga Ketua Pelestarian dan Pemugaran Candra Naya menjelaskan, Hotel Des Indes pernah menjadi hotel paling terkenal se-Asia Tenggara sebelum dirobohkan pada tahun 1970-an.
Pada masa Pemerintahan Hindia Belanda, Hotel Des Indes, hotel itu menjadi tempat perjamuan petinggi dan pembesar dari Hindia Belanda saat berkunjung ke Batavia.

Berganti-ganti pemilik
Buku berjudul Jakarta 1950-1970 karya Firman Lubis diterbitkan Masup Jakarta (2018), menyebutkan, Hotel Des Indes didirikan pada tahun 1829, saat itu masih masa Pemerintahan Hindia Belanda.
Seorang warga negara Perancis bernama Antoine Surleon Chaulan membeli tanah yang sudah berdiri bangunan dari pemerintah Hindia Belanda.
Lantas, bangunan tersebut dijadikan sebagai asrama pelajar putri Belanda.
Kemudian, Antoine membangun hotel di atas tanah itu.
Dia menamakannya bangunan itu dengan nama Hotel de Provence. Namun, usahanya mendirikan hotel tak terlalu cemerlang hingga Hotel de Provence dilelang pada tahun1845.
Setelah itu, kepemelikan beralih ke tangan Etienne Chaulan yang membeli hotel itu.
Di tangan Etienne, Hotel de Provence mulai terkenal. Hotel de Provence yang pertamakali menjual berbagai jenis es krim gaya Eropa.
Akan tetapi, hotel itu kembali dijual. Lalu, nama hotel berubah menjadi Hotel Rotterdam setelah dibeli oleh Cornelis Denning Hoff pada 1851.
• 6 Penemuan Perintis yang Mengubah Sejarah Dunia
Cornelis Denning Hoff tak lama memiliki Hotel Rotterdam. Lalu, dia menjualnya pada tahun 1852.
Francois Auguste Emile Wijss dari Swiss membelinya dan menjadi pemilik Hotel Rotterdam.
Hotel Rotterdam di tangan Francois berubah nama menjadi Hotel Des Indes pada 1 Mei 1856.
Pada tahun 1860, lagi-lagi Hotel des Indes dijual kepada Louis George Cressonnier. Di tangan Louis Geoger Cressonnier ini, Hotel Des Indes berkembang.
Pria Perancis itu gencar membuat iklan atau promosi Hotel Des Indes.
Kepiawaiannya dalam promosi membuat wisatawan yang tiba di pelabuhan Batavia pun menginap di Hotel des Indes.
Begitu juga promosi dari mulut ke mulut membuat Hotel Des Indes menjadi sangat populer.
Pada tahun 1870, pihak keluarga Cresssonnier menjual hotel itu kepada Theodoor Gallas.
Setelah itu, dari kepemelikan Theodoor Gallas berubah ke Jakob Lugt yang membelinya pada tahun 1886.
Kemudian, Jacob Lugt membeli tanah disekitar Hotel Des Indes. Dia memperluas hotel secara besar-besaran.
Namun, masalah keuangan membuat Jakob Lugt mengubah hotel itu menjadi perseroan terbatas N.V. Hotel des Indes pada tahun 1897.
Hotel Des Indes pun kemudian menjadi sangat terkenal dan sukses di Asia setelah dibeli Gantvoort pada 1903.
• 10 Jalur Kereta yang Mengubah Dunia
Ikon kemewahan Batavia
Hotel Des Indes merupakan hotel yang menyediaka es krim sebagai hidangan mewah dan makanan langka pada abad ke-19.
Es Krim merupakan hidangan asing bagi masyarakat lokal. Sajian es krim sangat istimewa dan langka karena belum ada kulkas seperti sekarang ini.
Hotel Des Indes yang berdiri di atas tanah seluas 3,1 hekter itu menyajikan menu es krim pada jamuan makan ala Eropa dalam sajian rijsttafel.
Apalagi Es disajikan dengan cara eropa. Selain itu, hotel ini memiliki sajian mewah rijsttafel.
Menurut Naniek, cara makan ala Belanda sangat otentik. Para tamu yang hadir dalam jamuan makan di Hotel Des Indes tinggal memilih lauk-pauk dalam sajian rijsttafel.
• Sejarah Pohon Natal Dimulai dari Simbol Mesir Kuno
Penjajahan Jepang
Pada masa penguasaan Jepang di Indonesia tahun 1942-1945, operasional Hotel Des Indes sempat vakum.
Setelah Indonesia merdeka, pada 1949 Hotel Des Indes kembali beroprasi dan berubah nama menjadi Hotel Duta Indonesia.
Namun, hotel itu terus mengalami penurunan pendapatan.
Penurunan pendapatan Hotel Des Indes terjadi setelah Presiden Pertama RI Presiden Soekarno meresmikan Hotel Indonesia yang menjadi saingan berat Hotel Des Indes.
Akhirnya Hotel Duta Indonesia tak bisa bertahan. Lantas, bangunan Hotel Des Indes dengan nama terakhir Hotel Duta Indonesia diratakan pada tahun 1971.
Kemudian, di atas lahan bekas Hotel Des Indes berdiri bangunan baru berupa pusat perbelanjaan dan perkantoran Duta Merlin.
Pusat Perbelanjaan dan perkantoran Duta Merlin berlantai 5 ini diresmikan pada tahun 1976 tanpa ada jejak bangunan Hotel Des Indes.
Pusat Perbelanjaan dan Perkantoran Duta Merlin
Alamat : Jalan Gajah Mada No 3-5, Petojo Utara, Jakarta Pusat
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!