Sejarah

Pusat Perbelanjaan dan Perkantoran Duta Merlin

Hotel Des Indes merupakan hotel mewah yang pernah ada di Asia Tenggara. Namun, hotel ini diruntuhkan dan kini menjadi Duta Merlin.

Penulis: Janlika Putri | Editor: Intan Ungaling Dian
Warta Kota/Janlika Putri
Pusat Perbelanjaan dan Perkantoran Duta Merlin, Jalan Gajah Mada No 3-5, Petojo Utara, Jakarta Pusat. Dulu, di atas lahan Duta Merlin berdiri hotel mewah pada masa Pemerintahan Hindia Belanda bernama Hotel Des Indes. Saat ini, sudah tidak ada sisa bangunan Hotel Des Indes setelah dirobohkan pada tahun 1971. 

Duta Merlin adalah pusat perbelanjaan dan perkantoran yang terletak di Jalan Gajah Mada No 3-5, Petojo Utara, Jakarta Pusat.

Letak persisnya berada di antara Jalan Suryopranoto dan KH Hasyim Ashari, serta di depan Halte TransJakarta Harmoni.

Sebelum menjadi pusat perbelanjaan dan perkantoran Duta Merlin, tempat ini merupakan hotel modern pertama yang dibangun di Indonesia bernama Hotel Des Indes.

Pada masa lalu, ketika diselenggarakan Konferensi Asia Afrika tahun 1955 di Bandung, Jawa Barat, banyak petinggi negara di dunia, menginap di Hotel Des Indes.

Namun, sejarah bangunan di Indonesia menyebutkan, pembangunan Kota Jakarta 'melenyapkan' Hotel Des Indes' menjadi Duta Merlin pada tahun 1971.

6 Bangunan Bersejarah Peninggalan Belanda di Depok

Sejarah Duta Merlin

Sebelum menjadi pusat perbelanjaan dan perkantoran Duta Merlin, tempat ini bernama Hotel Des Indes.

Hotel Des Indes merupakan bangunan bersejarah bagi industri perhotelan Indonesia.

Namun, bangunan hotel itu sudah tidak ada lagi, melainkan berganti menjadi Duta Merlin.

Menurut Ketua Program Studi Magister Arsitektural Universitas Tarumanagara, Naniek Widayati Priyomarsono, tidak ada yang tersisa dari bangunan dan kejayaan Hotel Des Indes.

Naniek Widayatiyang juga Ketua Pelestarian dan Pemugaran Candra Naya menjelaskan, Hotel Des Indes pernah menjadi hotel paling terkenal se-Asia Tenggara sebelum dirobohkan pada tahun 1970-an.

Pada masa Pemerintahan Hindia Belanda, Hotel Des Indes, hotel itu menjadi tempat perjamuan petinggi dan pembesar dari Hindia Belanda saat berkunjung ke Batavia.

Gedung Candra Naya

Naniek Widayati Priyomarsono, Ketua Program Studi Magister Arsitektural Universitas Tarumanagara
Naniek Widayati Priyomarsono, Ketua Program Studi Magister Arsitektural Universitas Tarumanagara (Warta Kota/Janlika Putri)

Berganti-ganti pemilik

Buku berjudul Jakarta 1950-1970 karya Firman Lubis diterbitkan Masup Jakarta (2018), menyebutkan, Hotel Des Indes  didirikan pada tahun 1829, saat itu masih masa Pemerintahan Hindia Belanda.

Seorang warga negara Perancis bernama Antoine Surleon Chaulan membeli tanah yang sudah berdiri bangunan dari pemerintah Hindia Belanda.

Lantas, bangunan tersebut dijadikan sebagai asrama pelajar putri Belanda.

Kemudian, Antoine membangun hotel di atas tanah itu.

Dia menamakannya bangunan itu dengan nama Hotel de Provence. Namun, usahanya mendirikan hotel tak terlalu cemerlang hingga Hotel de Provence dilelang pada tahun1845.  

Setelah itu, kepemelikan beralih ke tangan  Etienne Chaulan yang membeli hotel itu.

Di tangan Etienne, Hotel de Provence mulai terkenal. Hotel de Provence yang pertamakali  menjual berbagai jenis es krim  gaya Eropa.

Akan tetapi, hotel itu kembali dijual. Lalu, nama hotel berubah menjadi Hotel Rotterdam setelah dibeli oleh Cornelis Denning Hoff  pada 1851.

6 Penemuan Perintis yang Mengubah Sejarah Dunia

Cornelis Denning Hoff tak lama memiliki Hotel Rotterdam. Lalu, dia menjualnya pada tahun 1852.

Francois Auguste Emile Wijss dari Swiss membelinya dan menjadi pemilik Hotel Rotterdam.

Hotel Rotterdam di tangan Francois berubah nama menjadi Hotel Des Indes pada 1 Mei 1856.

Pada tahun 1860, lagi-lagi Hotel des Indes dijual kepada Louis George Cressonnier. Di tangan Louis Geoger Cressonnier ini, Hotel Des Indes berkembang.

Pria Perancis itu gencar membuat iklan atau promosi Hotel Des Indes.

Kepiawaiannya dalam promosi membuat wisatawan yang tiba di pelabuhan Batavia pun menginap di Hotel des Indes.

Begitu juga promosi dari mulut ke mulut membuat Hotel Des Indes menjadi sangat populer.

Sejarah Mumi di Dunia

Pada tahun 1870, pihak keluarga Cresssonnier menjual hotel itu kepada Theodoor Gallas.

Setelah itu, dari kepemelikan Theodoor Gallas berubah ke Jakob Lugt yang membelinya pada tahun 1886.

Kemudian, Jacob Lugt membeli tanah disekitar Hotel Des Indes. Dia memperluas hotel secara besar-besaran.

Namun, masalah keuangan membuat Jakob Lugt mengubah hotel itu menjadi perseroan terbatas N.V. Hotel des Indes pada tahun 1897.

Hotel Des Indes pun  kemudian menjadi sangat terkenal dan sukses di Asia setelah dibeli Gantvoort pada 1903.

10 Jalur Kereta yang Mengubah Dunia

Ikon kemewahan Batavia

Hotel Des Indes merupakan hotel yang menyediaka es krim sebagai hidangan mewah dan makanan langka pada abad ke-19.

Es Krim merupakan hidangan asing bagi masyarakat lokal. Sajian es krim sangat istimewa dan langka karena belum ada kulkas seperti sekarang ini.

Hotel Des Indes yang berdiri di atas tanah seluas 3,1 hekter itu   menyajikan menu es krim pada jamuan makan ala Eropa dalam sajian rijsttafel.

Apalagi Es disajikan dengan cara eropa. Selain itu, hotel ini memiliki sajian mewah rijsttafel.

Menurut Naniek, cara makan ala Belanda sangat otentik. Para tamu yang hadir dalam jamuan makan di Hotel Des Indes tinggal memilih lauk-pauk dalam sajian rijsttafel.

Sejarah Pohon Natal Dimulai dari Simbol Mesir Kuno

Penjajahan Jepang

Pada masa penguasaan Jepang di Indonesia tahun 1942-1945, operasional Hotel Des Indes sempat vakum.

Setelah Indonesia merdeka, pada 1949 Hotel Des Indes kembali beroprasi dan berubah nama menjadi Hotel Duta Indonesia.

Namun, hotel itu terus mengalami penurunan pendapatan.

Penurunan pendapatan Hotel Des Indes terjadi setelah  Presiden Pertama RI Presiden Soekarno meresmikan Hotel Indonesia yang menjadi saingan berat Hotel Des Indes.

Akhirnya Hotel Duta Indonesia tak bisa bertahan. Lantas, bangunan Hotel Des Indes dengan nama terakhir Hotel Duta Indonesia diratakan pada tahun 1971.

Kemudian, di atas lahan bekas Hotel Des Indes berdiri bangunan baru berupa pusat perbelanjaan dan perkantoran Duta Merlin.

Pusat Perbelanjaan dan perkantoran Duta Merlin berlantai 5 ini diresmikan pada tahun 1976 tanpa ada jejak bangunan Hotel Des Indes.

Pusat Perbelanjaan dan Perkantoran Duta Merlin

Alamat : Jalan Gajah Mada No 3-5, Petojo Utara, Jakarta Pusat

 
 

Ikuti kami di
243 articles 182 0
Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved