Cagar Budaya

Gedung Candra Naya

Candra Naya adalah bangunan cagar budaya yang dilindungi undang-undang seperti Monumenten Ordonnatie Staatsblad Nomor 238 Tahun 1931.

Penulis: Janlika Putri | Editor: Intan Ungaling Dian
Warta Kota/Janlika Putri
Gedung atau Rumah Candra Naya di Jalan Gajah Mada No 188, Taman Sari, Jakarta Barat. 

Khouw Kim An lahir di Batavia pada 5 Juni 1879. Pria Tionghoa ini berlatar belakang pendidikan  sekolah Hokkien dan fasih berbahasa Belanda. 

Ornamen Natal Gedung Putih Sepanjang Tahun 1981-1995

Sejarah Natal Dirayakan Setiap 25 Desember

Desain arsitektur Candra Naya yang menggunakan kaca pada bagian atap alias skylight dan kayu berukir.
Desain arsitektur Candra Naya yang menggunakan kaca pada bagian atap alias skylight dan kayu berukir. (Warta Kota/Janlika Putri)

Khouw Kim An mendapatkan gelar mayor pada tahun 1910 dari  pemerintah Belanda.

Selain berpangkat mayor, Khouw Kim An juga berprofesi sebagai pengusaha dan bankir yakni pemegang saham Bataviaasche Bank.

Dia baru menempati rumah warisan ayahnya  pada tahun 1934. Sebelumnya, dia  tinggal di Bogor pada tahun 1910-1930.

Atas jasa-jasanya pada masyarakat lokal, sang mayor mendapat penghargaan berupa medali dari Belanda.

Namun saat Jepang menguasai Indonesia. Khouw Kim An ditawan dan meninggal dunia tahun 1945 di tahanan.

Kue Natal Sejak Abad Pertengahan

Poinsettia, Pohon Merah untuk Dekorasi Natal

Candra Naya
Candra Naya (Warta Kota/Janlika Putri)

Perhimpunan Sin Ming Hui

Sepeninggalnya Khow Kim An, pada tahun 1946 rumah ini disewakan pada asosiasi untuk keturunan Tionghoa yang bernama Sin Ming Hui atau Xin Ming Hui.

Kegiatan komunitas di rumah itu meliputi kegiatan sosial seperti klinik diagnostik, tempat olahraga, dan pusat pendidikan seperti sekolah.

Dari komunitas itu menjadi cikal bakal berdirinya Universitas Tarumanegara dan Rumah Sakit Husada.

Sesuai ketentuan pemerintah yang melarang penggunakan tiga suku kata untuk nama, maka pada tahun 1962 Sin Ming Hui berubah berubah nama menjadi Perhimpunan Sosial  Tjandra Naja.

Selanjutnya ditulis Candra Naya sesuai ejaan yang berlaku saat ini.

Sin Ming Hui dan Candra Naya artinya sama yakni sinar baru.

Menginjak tahun 1993  perhimpunan Candra Naya pindah ke tempat lain karena gedung dijual oleh ahli waris keluarga Khouw Kim An.

Greg Capullo, Penulis Komik Batman Berbagi Ilmu Sukses untuk Komikus Muda di Singapura

Andra Matin Sang Arsitek

Kolam ikan di bagian belakang bangunan utama Candra Naya.
Kolam ikan di bagian belakang bangunan utama Candra Naya. (Warta Kota/Janlika Putri)

Semula, pemilik terakhir  Candra Naya ingin memindahkannya ke Taman Mini Indonesia Indah karena di lokasi akan didirikan gedung baru pada tahun 2003.

Namun, rencana itu ditentang oleh Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso dan para pencinta sejarah.

Sutiyoso dan pencinta sejarah ingin mempertahankan Candra Naya tetap di tempat asalnya.

Setelah  serangkaian kesepakatan ditetapkan, bangunan Candra Naya tetap berdiri.

Namun, ada bangunan lain yang diratakan dan diganti bangunan baru di sekelilingnya seperti sekarang ini.

Sebelumnya, Candra Naya pernah terbengkalai lebih dari 10 tahun.

Ikuti kami di
56 articles 182 0
Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved