WARTA KOTA -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sudah kembali ke Gedung Putih pada Selasa (5/10) waktu setempat. Demikian diwartakan CNN.
Padahal, dia baru empat hari dikarantina di Walter Reed Hospital karena positif mengidap Covid-19.
Padahal, menurut protokol kesehatan yang berlaku saat ini, karantina Covid-19 selama 14 hari, atau sampai tak lagi didteksi kehadiran virus di tubuh seseorang.
Tak lama tiba di Gedung Putih, diwartakan bahwa Trump langsung membuka masker putih yang dikenakannya saat meninggalkan rumah sakit.
Kemudian dia mengacungkan kedua jempol tangannya, dengan ekspresi muka yang menunjukkan kepuasan.
Dalam cuitan pada Senin kemarin, Trump mengabarkan kondisi tubuhnya yang disebutnya sangat baik.
"Saya merasa lebih baik daripada diri saya 20 tahun yang lalu," begitu bunyi kicauannya.
Regeneron
Tentu tidak mengherankan melihat Presiden AS ini hanya berada di rumah sakit selama 3 malam, dan keluar dengan tubuh segar-bugar, karena sebagai seorang kepala negara adidaya itu, dia bisa memperoleh pengobatan terbaik yang ada di negaranya, bahkan dunia.
Pasti kepingin tahu kan, obat apa saja sih yang diberikan kepada Trump selama dia mengidap Covid-19
Sebagaimana diwartakan CNN, sebelum berangkat ke rumah sakit pada Jumat (2/10), Trump mendapat Regeneron, yakni sebuah terapi antibodi yang masih dalam tahap eksperimen.
Obat ini dipercaya bisa menurunkan jumlah cirus corona 2, berdasarkan hasil yang menjanjikan dalam uji coba kepada 275 pasien.
Karena masih dalam tahap eksperimen, Regeneron belum mendapat sertifikat aman dari Badan Makanan dan Obat AS (FDA).
Perusahaan bioteknologi yang meneliti Regeneron ini menjelaskan, dokter yang merawat Trump meminta agar obat itu digunakan oleh Presiden AS.
Dalam istilah kedokteran permintaan itu disebut "compassionate use", yang artinya menggunakan obat yang belum teruji keamanannya untuk digunakan kepada pasien yang sangat parah kondisinya, karena tidak ada obat lain yang tersedia.
Bagi masyarakat biasa, mendapatkan pengobatan secara "compassionate use" ini sangat sulit izinnya, dan berliku-liku prosesnya.
Tapi, ini kan dokter Presiden AS yang minta, dan pasiennya sang presiden sendiri.
Selain Regeneron, Trump juga diberitakan mendapat obat remdesivir dan dexamethasone.
"Presiden mungkin satu-satunya pasien di planet ini yang mendapat kombinasi obat (koktail) yang khusus ini," kata Dr Jonathan Reiner, seorang profesor bidang farmasi di George Washington University.
Remdesivir
Remdsivir juga tak memiliki persetujuan FDA untuk pengobatan Covid-19, namun bpom AS itu memperbolehkan penggunaannya dalam kondisi darurat.
Percobaat klinikal menunjukkan bahwa remdesivir dapat mempercepat penyembuhan lima kali lebih cepat di sejumlah pasien.
Namun obat antivirus ini juga memiliki efek samping, seperti anemia, keracunan liver, dan keracunan hati.
Remdisivir diberikan melalui infus, dan pasien harus diopname untuk menerima obat ini selama 5 hari sesuai dosis yang dianjurkan.
Dexamethasone
Sedangkan dexamethasone adalah obat jenis corticosteroid yang harganya murah, dan tersedia banyak di pasaran alias obat generik.
Obat ini bertujuan menekan proses inflamasi dalam tubuh. Hanya saja, efek lainnya adalah menekan sistem imunitas, sehingga tak dianjurkan diberikan kepada pasien Covid-19. Kecuali dalam keadaan darurat.
Menurut Dr Jonathan Reiner, pasien Covid-19 yang sembuh setelah mendapat dexamethasone dalam pengobatannya, tetap meninggal kurang dari sebulan kemudian.
"Kami tahun dexamethasone mampu mengurangi risiko kematian, berdasarkan data dari percobaan bertajuk 'Percobaan Pemulihan'. Tapi ternyata pasien dalam percobaan itu, yang mendapat manfaat dexamethasone juga memiliki tingkat kematian 28 hari (28-day mortality rate) sebesar 23 persen. Jadi sekitar seperempat pasien yang dirawat dengan dexamethasone meninggal dunia dalam kurun waktu satu bulan," kata Reiner.
Belum selesai
Melihat tiga kombinasi obat yang diberikan kepada Trump (Regeneron, Remdesivir dan Dexamethasone), Reiner menyimpulkan bahwa dokter Trump menyatakan pasiennya dalam kondisi gawat.
Dr Sean Conley, yang merupakan dokter yang mengepalai tim dokter Donald Trump, menyatakan bahwa pasiennya tampak sehat, sehingga diizikan meninggalkan rumah sakit.
Namun pihaknya juga memiliki kekhawatiran kemungkinan terjadi kekambuhan pada Trump.
"Karena itu kami tetap waspada sekaligus optimistis, sebab kami berada di situasi yang tidak diketahui sebelumnya dalam hal pengobatan ini. Saat ini kami masih di tahap awal," kata Conley.
Sementara menurut Dr Leana Wen, seorang dokter di instalasi gawat darurat, meski Trump sudah boleh pulang dari rumah sakit, bukan berarti sudah sembuh total dari Covid-19.
"Beberapa pasien terlihat baik-baik saja ketika pulang dari rumah sakit. Tapi kemudian mereka kembali dengan kondisi yang lebih parah," katanya.
Menurut Dr Wen, saat ini waktu rata-rata pasien Covid-19, dari munculnya gejala sampai harus dirawat di intensive care unit (ICU) itu 10-12 hari.
"Kami senang Presiden baik-baik saja sekarang. Tapi jangan terlalu lega dulu, karena masih harus lihat kondisinya ke depannya," katanya.
Tak terlacak?
Uniknya, meski Trump begitu mudah mendapat akses pengobatan, namun melacak sejak kapan dia tertular Covid-19 malah jadi sesuatu yang sulit.
Padahal, menurut CNN, Presiden AS ini orang yang paling sering melakukan pemeriksaan PCR (polymerase chain reaction) sehingga dijuluki "the most tested man in America".
Ini berdasarkan pernyataan Sekretaris Pers Gedung Putih, Kayleigh McEnany, yang menyatakan Trump diperiksa beberapa kali dalam satu hari.
Namun Trump membantahnya di media sosial, dengan menyatakan secara rata-rata dia diperiksa setiap dua atau tiga hari sekali.
"Saja tidak tahu kapan saya diperiksa dua kali dalam satu hari. Tapi saya bisa melihatnya hal itu akan terjadi," katanya.
Dengan pemeriksaan hampir setiap hari itu, para dokter di dekat Trump memberikan waktu yang berbeda saat hasil tes Trump memberikan hasil positif.
Padahal tanggal tersebut sangat penting untuk melacak orang-orang yang kemungkinan tertular Covid-19 dari Donald Trump.
Pasalnya Trump banyak berkunjung ke berbagai tempat, bertemu banyak orang, dalam kegiatan kampanye pemilihan presiden AS.
Sebelum dinyatakan tertular Covid-19. Trump berkunjung ke New Jersey untuk acara penggalangan dana kampanye.
Menurut CNN, pasien Covid-19 dengan gejala biasanya lebih menular sebelum gejala penyakit itu muncul.
Akibatnya banyak dokter dibuat cemas dengan situasi ini, mengkhawatirkan banyak orang yang tertular virus corona 2 dari Donald Trump.
Halaman selanjutnya