WARTA KOTA -- Banyak pria masih mengutamakan keperkasaan di ranjang dalam hidup mereka.
Sayangnya, ejakulasi dini adalah musuh besar yang selalu mengintai, dan siap menyergap siapa pun.
Menurut dr Binsar Martin Sinaga FIAS, seorang medical sexologist, hampir 10 persen permasalahan seksual pria disebabkan ejakulasi dini.
Jadi ejakulasi dini bisa menjadi akar dari masalah-masalah seksual lainnya bagi pria.
Kendati demikian, dr Binsar belum mendapatkan angka pasti apakah ejakuliasi dini menjadi faktor terjadinya perceraian pasangan suami istri.
"Sebenarnya angka spesifik untuk ejakulasi dini itu belum ada. Angka perceraian akibat problem seksual itu ada, tapi secara spesifik akibat mengenai ejakulasi dini belum ada. Namun yang datang berobat 10 persen," kata dr Binsar, dalam acara live streaming YouTube Wartakotalive.com, Kamis (25/6/2020).
Cara mengatasinya
Tentu saja banyak yang bertanya, bagaimana caranya mengatasi ejakulasi dini ini.
Menurut Dokter Binsar, ejakulasi dini hanya dapat diatasi dengan pengobatan, dan seks terapi yang dibantu pasangan dan di bawah bimbingan dokter.
Biasanya terapi ini disebut on-off technique sex therapy, yang memerlukan bantuan pasangan.
Tugas pasangan adalah melakukan pijatan di daerah antara scrotum (buah zakar) sampai ke anus, saat pasien merasakan akan terjadi ejakulasi dini.
Titik tepatnya tempat yang harus dipijat itu berada di tengah dua tempat tersebut.
Biasanya teknik ini bisa dilakukan hingga lebih dari lima kali, untuk mencegah ejakulasi yang kecepatan itu.
Setidaknya, sperma yang tadinya sudah akan meluncur keluar menjadi tertahan.
"Pengobatannya memperbaiki kadar hormon testosteron, gangguan syaraf diperbaiki, lalu yang ketiga organ rangsang di alat reproduksi pria harus dinaikkan agar mendapatkan hasil maksimal," ujarnya.
Bukan stres
Dalam acara bincang-bincang secara virtual ini, dr Binsar Martin juga meluruskan anggapan banyak orang, yakni ejakulasi dini juga diakibatkan karena faktor psikologis, seperti stres.
Rupanya anggapan itu salah, karena gangguan psikologis tidak menyebabkan terjadinya ejakulasi dini.
Menurut Binsar, justru gangguan hormon testosteron yang menyebabkan terjadinya gangguan psikologis.
Dan, saat seorang pria mengalami stres karena gangguan itu, kadar hormonnya malah turun.
"Jadi anggapan itu terbalik. Ketika hormon testosteron terganggu itu menyebabkan gangguan psikologis dan membuat kecemasan, hingga menyebabkan ejakulasi dini," katanya.
Tak ada parameter waktu
Sesungguhnya, tidak ada parameter waktu yang menjadi acuan untuk menentukan masalah ejakulasi ini.
Menurut Dokter Binsar, ejakulasi dini karena sperma keluar lebih cepat dari biasanya.
Ejakulasi dini terjadi dalam tiga tahapan, yaitu sebelum melakukan penestrasi, di awal penestrasi, dan ketika penestrasi. Karena itulah masalah itu disebut sebagai ejakulasi dini.
"Tidak ada parameter waktu, belum penestrasi tapi sudah keluar itu namanya ejakulasi. Dan saat penestrasi baru sampai 2 kali ia (sperma) sudah keluar, itu ejakulasi dini. Jadi tidak ada hitungan menit," ucapnya.
Dokter Binsar Martin Sinaga FIAS adalah anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Depok, Jawa Barat, dan anggota FIAS (Fellow Indonesian Association Sexologist).
Dokter Binsar berpraktik di Sex and Men's Health Clinic Raditya Medical Centre, di Jalan Margonda Raya, Kota Depok, Jawa Barat.
Dia adalah dokter yang harus dihubungi untuk menangani gangguan seksual, masalah infertilitas pria, dan micropenis. Konsultasi jarak jauh dapat melalui Whatsapp ke nomor 0813 - 8231-7586.
• Jangan Buang Kulit Semangka, Bisa Bermanfaat untuk Kehidupan Seks Anda
• Hormon Testoteron Rendah Bikin Gairah Seksual Perempuan Rendah
• Makanan-makanan Ini Dianggap Penyebab Testosteron Alias Hormon Seks Berkurang
Halaman selanjutnya