Peneliti menyatakan bahwa medan perang kuno, tempat kemenangan besar pertama Hannibal, ditemukan di Spanyol
Hannibal adalah Jenderal Cartagena, yang terkenal memimpin pasukan bersama puluhan gajah untuk menyerang Roma, Italia.
Perjalanan berani melintasi pegunungan Alpen terjadi selama Perang Punisia kedua melawan Roma, berlangsung sejak 218 Sebelum Masehi (SM) hingga 201 SM.
Namun, sebelum invasi ke Italia, Hannibal bertempur di sejumlah tempat di Spanyol.
Menurut para ahli , situs arkeologi di dekat Driebes di provinsi Guadalajara telah diidentifikasi sebagai lokasi Pertempuran Tagus pada 220 SM.
Situs berita Spanyol ABC melaporkan bahwa lokasi pertempuran telah lama menjadi misteri.
Sejumlah lokasi berbeda diduga menjadi tempat pertempuran yang dipimpin Hannibal dari Cartagena.
• Arkeologi : Kuil Abad Pertengahan Ditemukan di Gua Inggris, Ada Sisa Arang dan Jelaga
Namun sekarang, para arkeolog telah mengidentifikasi satu situs dari masa pra-Romawi yang melintasi sungai Tagus di dekat pemukiman kuno Caraca.
Menurut El Pais, peneliti menduga bahwa situs itu tentang Hannibal dan pasukannya yang kalah jumlah jumlah, tapi unggul dalam taktik.
Hannibal memang dikenal sebagai ahli taktik militer terkemuka di dunia kuno.
Dia cerdik menempatkan pasukan Cartagena yang berkekuatan 25.000 orang dan 40 gajah dalam posisi bertahan di tepi sungai Tagus.
Namun, jumlah pasukannya dapat mengalahkan kekuatan lawan 100.000 orang saat melawan suku setempat.
Para ahli menjelaskan bahwa pasukan Hannibal kembali ke markasnya Qart Hadasht (sekarang kota Cartagena di Spanyol), setelah menaklukkan kota Helmantica (sekarang Salamanca ).
Sambil membawa rampasan perang, pasukan Hannibal mengambil rute tercepat kembali ke Qart Hadasht dengan melintasi Tagus dekat Driebes.
• 5 Pandemi dan Epidemi Paling Mematikan dalam Sejarah Dunia
Benteng sementara juga merupakan fitur dari bagian sungai Tagus.
Suku-suku lokal diyakini telah menggunakan benteng untuk menyerang pasukan Hannibal.
Namun, justru orang-orang setempat malah masuk dalam perangkap pasukan Cartagena.
Ahli arkeologi juga mengidentifikasi sisa-sisa struktur persegi atau empat persegi panjang di lokasi tersebut.
Sisa-sisa struktur itu diyakini sebagai bagian dari pagar yang dirancang untuk memaksa suku-suku melalui dua tempat penyeberangan di Tagus.
Dalam makalah penelitian, para ahli juga mencatat bahwa parit ditemukan di dekat struktur.
"Ada depresi sekitar 3,8 meter sebagai saluran di kedua sisi utara dan barat dari struktur segi empat tersebut," kata peneliti.
Saluran atau depresi ini bisa dikaitkan dengan parit yang digali sebelum pertempuran.
• 8 Tokoh Jenius Ini Membuat Sejarah dan Karya Luar Biasa saat Isolasi Diri dari Wabah Penyakit
Tak Ingin berteman dengan Roma
Sementara itu, petunjuk lain dalam kampanye militer Hannibal telah terungkap dalam beberapa tahun terakhir.
Pada tahun 2016, para ilmuwan mengungkapkan bahwa mereka telah membuka kunci salah satu teka-teki besar dunia kuno.
Mereka menganalisis mikroba dari kotoran kuda untuk menemukan lokasi Hannibal dan pasukannya melintasi pegunungan Alpen.
Pada 222 SM, Hannibal bertempur melawan suku-suku Spanyol.
Pada saat itu, Sang Jenderal Hannibal yang usianya pertengahan 20-an mengukuhkan diri sebagai salah satu pemikir strategis terbaik dalam pasukan Carthaginian.
Pada 218 SM, Perang Punisia Kedua pecah setelah serangan Hannibal terhadap Saguntum, sekutu Roma.
Hannibal juga dikenal sebagai negarawan yang memerintahkan pasukan utama Cartagena melawan Roma selama Perang Punisia Kedua (218-201 SM).
Dia secara luas dianggap sebagai salah satu komandan militer terbesar dalam sejarah dunia.
• 6 Cerita Ular dalam Sejarah dan Mitologi
Ayahnya, Hamilcar Barca, seorang komandan Cartagena terkemuka selama Perang Punisia Pertama (264–241 SM).
Adik laki-lakinya adalah Mago dan Hasdrubal, juga sebagai petinggi militer di pasukan Cartagena.
Hannibal hidup selama periode ketegangan besar di Mediterania barat.
Pemicunya, kemunculan Republik Romawi sebagai kekuatan besar setelah menetapkan supremasinya atas Italia.
Roma telah memenangkan Perang Punisia Pertama, revanchisme menang di Carthage.
Lalu, ada dugaan janji yang dibuat Hannibal kepada ayahnya untuk tidak pernah menjadi teman Roma.
Perang Punisia Kedua pecah pada 218 SM setelah serangan Hannibal terhadap Saguntum, sekutu Roma di Hispania.
Kemudian, Hannibal melakukan eksploitasi militernya yang terkenal dalam membawa perang ke Italia dengan menyeberangi Pegunungan Alpen bersama gajah-gajah Afrika.
• Sejarah Pohon Natal Dimulai dari Simbol Mesir Kuno
Dalam beberapa tahun pertamanya di Italia, dia memenangkan suksesi kemenangan dramatis di Trebia, Danau Trasimene, dan Cannae.
Dia memiliki kemampuannya untuk menentukan kekuatan dan kelemahan pasukan dan lawannya, serta merencanakan pertempuran yang sesuai.
Strategi Hannibal terencana baik sehingga dapat menaklukkan beberapa kota Italia yang bersekutu dengan Roma.
Hannibal menduduki sebagian besar Italia selatan selama 15 tahun.
Tetapi bukan kemenangan menentukan, karena orang-orang Romawi yang dipimpin Fabius Maximus menghindari konfrontasi dengannya, alih-alih mengobarkan perang gesekan.
• Misteri Kematian Cleopatra, Bunuh Diri atau Dibunuh?
Satu invasi balik ke Afrika Utara yang dipimpin oleh Scipio Africanus memaksanya untuk kembali ke Carthage.
Scipio akhirnya mengalahkan Hannibal pada Pertempuran Zama, setelah sebelumnya mengusir saudara laki-laki Hannibal, Hasdrubal, keluar dari Semenanjung Iberia.
Setelah perang, Hannibal berhasil mencalonkan diri untuk jabatan sufet.
Hannibal memberlakukan reformasi politik dan keuangan untuk memungkinkan pembayaran ganti rugi perang yang dikenakan oleh Roma.
Namun, reformasi itu tidak disukai oleh anggota aristokrasi Cartagena dan Roma.
Lantas, dia melarikan diri ke pengasingan secara sukarela.
Selama masa pengasingan, dia tinggal di istana Seleucid dan bertindak sebagai penasihat militer bagi Antiokhus III yang Agung dalam perangnya melawan Roma.
Antiokhus kalah dalam Pertempuran Magnesia dan dipaksa untuk menerima persyaratan Roma.
Lalu, Hannibal melarikan diri ke Kerajaan Armenia.
Perjalanannya berakhir di pengadilan Bithynia. Dia kemudian dikhianati oleh orang Romawi.
Lantas Hannibal bunuh diri dengan cara meracuni tubuhnya sendiri. (Fox News/Wikipedia)
Halaman selanjutnya