Bukan hanya perempuan yang mengalami masalah terhadap kesuburan.
Pria juga bisa menderita gangguan kesuburan yang menyebabkan sulit memiliki keturunan.
Seperti pria yang menderita Hiperspermia bakal mengalami gangguan kesuburan karena volume sperma berlebihan.
Hiperspermia adalah suatu kondisi yang menyebabkan seseorang memproduksi sejumlah besar air mani, cairan sperma.
Sperma meninggalkan tubuh melalui penis ketika pria berejakulasi saat orgasme.
Hiperspermia relatif jarang dialami pria dibandingkan dengan masalah lain yang memengaruhi sperma.
• Cara Pria Mendapatkan Tubuh Sehat, Ini 7 Makanan Sehat untuk Pria Sehat
Gangguan kesuburan pria itu tidak menyebabkan perubahan fisik atau kondisi kesehatan.
Namun, tentu saja bisa mengurangi kesuburan. Siapa pun yang khawatir tentang produksi sperma sehingga harus ke dokter untuk melakukan pemeriksaan.
Meski begitu, hiperspermia seringkali tidak memerlukan pengobatan.
Hiperspermia adalah suatu kondisi ketika pria menghasilkan volume sperma yang tidak biasa, cenderung berlebihan.
Dokter umumnya mendefinisikan volume ini lebih dari 5,5 mililiter (ml) per ejakulasi, meskipun beberapa menetapkan batas sedikit lebih tinggi pada 6 ml per ejakulasi.
Sperma merupakan campuran sperma dari testis dan cairan lain dari vesikula seminalis dan prostat.
Cairan ini membantu membawa dan bahan bakar sperma dalam perjalanan untuk membuahi sel telur.
• Pria Rajin Olahraga Lindungi Tubuh dari Serangan Kanker Prostat
Sementara nama hyperspermia menunjukkan peningkatan sperma itu sendiri, tetapi tidak selalu terjadi.
Peningkatan volume sperma karena tubuh memproduksi lebih banyak cairan lain yang membentuk sperma.
Studi dalam Journal of Reproduction and Contraception mencatat bahwa sebagian besar orang dalam kelompok uji yang mengalami hiperspermia memiliki parameter sperma normal.
Oleh karena itu, cairan lain, seperti dari prostat dan vesikula seminalis, bertanggung jawab untuk peningkatan volume sperma.
• Minuman Segar Meningkatkan Daya Tahan Tubuh secara Alami dan Cegah Virus Corona
Penyebab hiperspermia
Penyebab hiperspermia berkepanjangan masih belum diketahui.
Meski begitu, normal bagi seseorang untuk mengalami hiperspermia sementara, seperti setelah periode pantang melakukan hubungan intim.
Kemudian, volumenya cenderung kembali ke tingkat dalam kisaran normal.
Beberapa percaya bahwa ada potensi hubungan antara hiperspermia yang berkepanjangan dan kebiasaan diet dan gaya hidup.
Misalnya, mengonsumsi herbal atau suplemen untuk merangsang organ seks. Namun, teori ini sebagian besar masih harus diteliti lebih alam.
• Kesalahan Pria Saat Ingin Membentuk Otot Tubuh, Jangan Lakukan Hal Ini
Teori lain menunjukkan bahwa infeksi tingkat rendah di prostat menyebabkan peradangan di daerah tersebut.
Akibatnya, dapat meningkatkan produksi atau volume cairan. Namun, alasan pasti untuk kondisi ini tidak diketahui.
Tanda dan gejala
Tanda utama hiperspermia adalah produksi sperma dalam jumlah lebih besar dari biasanya.
Seseorang yang menderita hiperspermia tidak menyadari bahwa volume spermanya besar.
Namun, orang lain yang menyadari peningkatan volume semennya menjadi tanda untuk memeriksakan diri ke dokter.
Banyak orang dengan hiperspermia tidak mengalami gejala lain dan tidak tahu bahwa mereka mengalaminya.
• Tanda dan gejala Kanker Usus Besar pada Pria, Atur Pola Makan Sehat untuk Mengurangi Risiko
Kesuburan
Dalam beberapa kasus, hiperspermia dapat menyebabkan kesuburan rendah.
Beberapa orang dengan volume air mani tinggi sebenarnya memiliki sperma kurang dari normal dalam ejakulasi mereka.
Alasannya, ada cairan lain dalam air mani mengencerkan kadar tersebut. Pengenceran ini secara negatif memengaruhi kesuburan.
Meski begitu jumlah sperma yang rendah tidak secara otomatis membuat seseorang mandul. Masih mungkin bagi seseorang dengan hiperspermia untuk memiliki anak.
Orang dengan hiperspermia yang memiliki kadar sperma normal hingga tinggi dalam ejakulasi biasanya tidak mengalami masalah kesuburan.
• 10 Mitos Makanan Beku, Anda Harus Berhenti Percaya Ini
Pengobatan
Dalam banyak kasus, orang-orang dengan hiperspermia tidak memerlukan perawatan untuk kondisi ini.
Namun, jika hiperspermia menyebabkan jumlah sperma rendah, maka dapat mempengaruhi kesuburan negatif.
Jika seseorang dengan hiperspermia berusaha untuk membuat pasangannya hamil, dokter dapat merekomendasikan satu atau lebih metode untuk membantu meningkatkan kesuburan.
Misalnya, dokter akan memberikan obat sebagai penghambat reseptor estrogen, membantu meningkatkan jumlah sperma. Atau pasien melakukan terapi.
Dokter juga dapat meminta sampel semen untuk dianalisis. Teknisi laboratorium akan mengambil semen untuk memeriksa jumlah sperma total dan kualitas sperma.
Pengambilan sampel darah untuk memeriksa penyebab infertilitas lainnya, seperti ketidakseimbangan hormon atau testosteron rendah.
Siapa pun yang khawatir tentang produksi sperma atau kesuburannya.
Jika Anda mengalami sperma berlebihan terus menerus sebaiknya konsultasikan kesehatan ke dokter. (Medical News Today)
Halaman selanjutnya