Orthorexia, Ketika Makan Sehat Menjadi Gangguan Makan dan Obsesi

Ilustrasi makanan sehat

Makan sehat dapat menyebabkan peningkatan besar dalam kesehatan tubuh.

Namun, bagi sebagian orang, fokus pada makan sehat bisa menjadi gangguan makan yang dikenal sebagai orthorexia.

Seperti gangguan makan, orthorexia adalah kondisi psikologis, gangguan mental.

Untuk penanganannya, ahli medis dapat mengatasinya.

Orthorexia atau orthorexia nervosa adalah kelainan makan yang melibatkan obsesi tidak sehat terhadap makanan sehat.

Orthorexia berasal dari "orthos," yang dalam bahasa Yunani berarti 'benar'.

Tidak seperti gangguan makan lainnya, orthorexia kebanyakan berkisar pada kualitas makanan, bukan kuantitas.

Berkebun dan Bermain Bersama Cucu 30 Menit Dapat Mengurangi Risiko Penyakit Diabetes

Orang dengan orthoreksia umumnya tidak fokus pada penurunan berat badan.

Sebaliknya, mereka memiliki ekstrem dengan kemurnian makanan dan obsesi terhadap manfaat makan sehat.

Beberapa tahun lalu, orthorexia menjadi sorotan media karena Jordan Younger, blogger yang sukses mengumpulkan lebih dari 70.000 follower di Instagram.

Dia mengejutkan semua orang karena  menggambarkan motivasinya untuk makan sehat menjadi obsesif sampai-sampai kekurangan gizi.

Orthorexia mulai diakui oleh komunitas medis, meskipun belum resmi didefinisikan sebagai gangguan makan oleh American Psychiatric Association atau Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental.

Istilah itu pertama kali diciptakan pada tahun 1997 oleh dokter Amerika Steven Bratman.

Tips Ampuh Memakai Krim Penghilang Kerutan Wajah

Penyebab orthorexia

Seseorang mulai mengubah gaya hidup dan meningkatkan kesehatan tubuh.

Tetapi mereka menderita orthorexia, fokus terhadap makan sehat ini bisa menjadi lebih ekstrem.

Penderita orthorexia menunjukkan kecenderungan obsesif-kompulsif dan kelainan makan.

Faktor risiko lain termasuk kecenderungan perfeksionisme, kecemasan tinggi, atau kebutuhan kontrol makanan.

Beberapa penelitian juga melaporkan bahwa individu fokus pada kesehatan tubuh memiliki risiko lebih tinggi terkena orthorexia.

Orthorexia banyak diderita oleh  petugas kesehatan, penyanyi opera, penari balet, musisi orkestra simfoni, dan atlet.

Risiko juga dapat bergantung pada usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan status sosial ekonomi.

Rajin Menyikat Gigi dan Menjaga Kebersihan Mulut Ikut Menjaga Kesehatan Jantung

Dalam beberapa kasus, sulit membedakan antara orthorexia dan masalah umum gangguan makan sehat.

Kriteria tidak menilai apakah perilaku berdampak negatif terhadap kesehatan sosial, fisik, atau mental seseorang, sebagai komponen  orthorexia.

Antusiasme makan sehat hanya menjadi orthoreksia ketika menjadi obsesi yang berdampak negatif pada kehidupan sehari-hari.

Misalnya, penurunan berat badan ekstrem atau penolakan makan di luar bersama teman.

Diagnosa orthorexia

Untuk membuat perbedaan antara makan sehat dan orthorexia lebih jelas, Steven Bratman dan Thomas Dunn ikut menulis artikel tentang kriteria diagnostic orthorexia:

1. Fokus obsesif pada makan sehat

Bagian pertama adalah fokus obsesif pada makan sehat yang melibatkan tekanan emosional berlebihan terkait pilihan makanan.

Misalnya, melibatkan perilaku kompulsif atau keasyikan mental terhadap pilihan makanan yang diyakini meningkatkan kesehatan optimal.

Kecemasan dipaksakan sendiri.

Melanggar aturan diet ditentukan sendiri dapat menyebabkan kecemasan, rasa malu, takut penyakit, rasa tidak murni, atau sensasi fisik negatif.

Batasan berat. Pembatasan diet dapat meningkat dari waktu ke waktu dan termasuk penghapusan kelompok makanan, pembersihan diri, dan puasa.

Menjaga Kebersihan Laut, Swietenia Puspa Lestari Kampanye Anti-Sedotan

2. Mengganggu kehidupan sehari-hari

Bagian kedua adalah perilaku kompulsif yang mencegah fungsi normal sehari-hari.

Masalah kesehatan. Ini dapat termasuk malnutrisi, penurunan berat badan parah, atau komplikasi medis lainnya.

Gangguan gaya hidup. Seseorang mengalami kesulitan pribadi atau fungsi sosial atau akademi karena kepercayaan atau perilaku berkaitan makan sehat.

Ketergantungan emosional termasuk citra tubuh, harga diri, identitas, atau kepuasan terlalu tergantung pada kepatuhan pada aturan diet yang dipaksakan sendiri.

Efek kesehatan negatif yang dikaitkan dengan orthorexia :

1. Efek fisik

Kondisi cenderung mengarah pada banyak komplikasi medis terkait gangguan makan lainnya.

Misalnya, kekurangan nutrisi penting disebabkan makan terbatas dapat menyebabkan kekurangan gizi, anemia, atau detak jantung lambat tidak normal.

Masalah kesehatan tambahan termasuk masalah pencernaan, ketidakseimbangan elektrolit dan hormonal, asidosis metabolik, dan gangguan kesehatan tulang.

Komplikasi fisik ini dapat mengancam jiwa dan tidak boleh diremehkan.

Sungai dan Jukung Andalan Orang Banjar

2. Efek psikologis

Orang dengan orthorexia dapat mengalami frustrasi hebat ketika kebiasaan mereka berhubungan dengan makanan terganggu.

Melanggar aturan diet yang dipaksakan sendiri dapat menyebabkan perasaan bersalah, membenci diri sendiri, atau paksaan terhadap  pembersihan diri atau puasa.

Selain itu, sejumlah besar waktu dihabiskan untuk meneliti apakah makanan tertentu 'bersih' atau 'murni'.

Misalnya, mencakup kekhawatiran tentang paparan pestisida, produk tambahan mengandung hormon, dan rasa atau pengawet buatan.

Di luar jam makan, waktu ekstra dihabiskan untuk meneliti, membuat katalog, menimbang atau mengukur makanan, dan merencanakan makanan.

Penelitian terbaru melaporkan bahwa keasyikan dengan makanan dan kesehatan dikaitkan dengan memori kerja melemah.

Penderita orthorexia cenderung kurang berhasil dalam tugas-tugas yang membutuhkan keterampilan pemecahan masalah yang fleksibel.

Mereka juga kurang mampu mempertahankan fokus pada lingkungan sekitar mereka, termasuk orang-orang.

Ornamen Natal Gedung Putih Sepanjang Tahun 1981-1995

3. Efek sosial

Orang dengan orthoreksia tidak suka menyerahkan kontrol makanan ke orang lain.

Mereka juga sering mengikuti aturan ketat yang diberlakukan sendiri sehingga mendikte makanan mana yang dapat digabungkan.

Pola makan kaku seperti itu dapat menyulitkan diri ketika berada dalam kegiatan sosial sekitar makanan seperti pesta makan malam atau makan di luar.

Mereka menganggap dirinya superior sehingga dapat semakin mempersulit interaksi sosial.  (Healthline.com)

Berita Populer