Jalur Sepeda di Jakarta Barat sering Diserobot pengguna jalan lainnya

Jalur sepeda di Jakarta Barat sering diserobot pengguna jalan lainnya, akibat beberapa faktor.

Penulis: Desy Selviany | Editor: AC Pinkan Ulaan
Warta Kota/Joko Supriyanto
Pengguna sepeda harus bersepeda di jalur yang ditetapkan, dan akan mendapat tilang bila melaju di jalur tersebut. Keterangan foto: Jalur sepeda di Jalan Jendral Sudirman di depan Gelora Bung Karno. 

WARTA KOTA -- Membuat jalur sepeda bukan sekadar mengecat sebagian lajur jalan dengan warna hijau, melainkan memastikan jalur itu berfungsi sesuai peruntukannya.

Salah satu masalah jalur sepeda di DKI Jakarta sering diserobot pengguna jalan lainnya.

Ini juga yang terjadi di jalur sepeda di Jalan Tomang Raya arah Jalan Letjen S Parman, sehingga menjadi pekerjaan rumah yang belum selesai bagi Sudin Perhubungan Jakarta Barat.

Jalan yang sempit membuat jalur sepeda tersebut sulit untuk disterilkan. Namun juga ada faktor lain yang membuat jalur sepeda itu sering diserobot pengguna jalan lainnya

Jalan sempit

Kasudin Perhubungan Jakarta Barat Erwansyah mengatakan, sampai saat ini jalur sepeda resmi di Jakarta Barat, yang memiliki kekuatan berupa Keputusan Gubernur DKI Jakarta, hanya ada satu yakni yang terletak di Jalan Tomang Raya.

Meski begitu, jalur sepeda sepanjang 3 kilometer (km) itu sampai saat ini masih sulit steril dari kendaraan lainn. Terutama yang mengarah ke Jalan Letjen S Parman.

"Kalau jalur sepeda Jalan Tomang Raya arah Jakarta Pusat itu sudah clear, sudah cukup steril. Namun yang arah Jalan Letjen S Parman memang cukup sulit," ujar Erwansyah pada Kamis (3/6/2021).

Erwansyah menjelaskan bahwa sterilisasi jalur sepeda sulit karena lebar Jalan Tomang Raya tergolong sempit.

Contraflow

Padahal jalan itu dibagi menjadi tiga lajur, yakni lajur untuk sepeda, lajur kendaraan bermotor biasa, dan lajur bus Transjakarta.

Ditambah lagi pada pagi hari diberlakukan arus contraflow, untuk mengurai kemacetan.

Bottleneck

Belum lagi di sana terdapat pintu masuk tol, yang kerap menjadi biang kemacetan. Sebab pintu tol tersebut menjadi pusat dari segala arah jalan tol dalam kota.

"Jalan tol itu jadi bottleneck, dari atas, dari bawah, dari Tomang semua berhulu ke Jalan Tol Tomang," kata Erwansyah.

Karena itu, kata Erwansyah, rencana kepolisian menindak pesepeda yang tidak berjalan di lajurnya akan sulit dilakukan.

Apabila hal itu dipaksakan, maka kemacetan akan mengular dari Istana Negara.

Jalur tidak resmi

Selain jalur sepeda di Jalan Tomang Raya, ada pula jalur sepeda lainnya di Jakarta Barat, yang dibuat oleh Dinas Bina Marga. Namun jalur sepeda ini tidak memiliki ketetapan dari Gubernur DKI Jakarta.

Karena itu marka garis pembatas di jalur tersebut dibuat putus-putus, yang artinya dapat dilintasi kendaraan bermotor.

Saat ini terdapat tiga jalur sepeda yang dibuat dengan garis putus-putus di Jakarta Barat, yaitu di Jalan Taman Aries, Jalan Puri Kencana, dan Jalan Puri Indah.

"Ketiga jalur itu dibuat atas inisiatif Dinas Pekerjaan Umum (PU) bukan Dinas Perhubungan," tandas Erwansyah.

Ikuti kami di
1087 articles 182 0
Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved