Temuan Keramik Dinasti Qing sampai Ekofak Bovidae di Proyek MRT Fase 2A

Para pekerja proyek MRT fase 2A kerap menemukan artefak dan ekofak saat menggali terowongan antaran Stasiun Bundaran HI sampai Stasiun Harmoni.

Penulis: Desy Selviany | Editor: AC Pinkan Ulaan
Warta Kota/Desy Selviany
Para pekerja proyek MRT fase 2A kerap menemukan artefak dan ekofak saat menggali terowongan antaran Stasiun Bundaran HI sampai Stasiun Harmoni. Keterangan foto: Bagian persendian tulang hewan dari keluarga Bovidae, yang ditemukan di bawah tanah Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. 

WARTA KOTA -- Pembangunan jalur MRT fase 2A menjadi lebih rumit dari fase pertama, karena melewati kawasan cagar budaya di Jakarta.

Fase ini akan menghubungkan Stasiun Bundaran Hotel Indonesia (HI) sampai Stasiun Kota, dengan jarak 5,8 kilometer.

Maka tidak mengherankan bila para pekerja kerap menemukan artefak dan ekofak saat menggali sampai kedalaman 36 meter dari permukaan tanah, untuk membuat terowongan.

Artefak yang ditemukan mulai dari pecahan keramik Tiongkok zama Dinasti Qing dan Belanda, serta uang koin dari masa Hindia Belanda.

 

Sedangkan temuan ekofak, atau sebutan untuk benda-benda dari makhluk hidup yang ditemukan di situs arkeologi, berupa tulang aneka hewan. Yang paling mencolok adalah tulang dari hewan keluarga Bovidae.

Beberapa temuan artefak dan ekofak itu saat ini dipajang di kantor sementara proyek MRT di Monas, Gambir, Jakarta Pusat.

Mayoritas temuan yang dipajang itu hasil penggalian terowongan MRT di kawasan Jalan MH Thamrin hingga Monas.

Sapi

Kata Bovidae memang terdengar eksotis. Itulah nama biologi untuk fauna berkuku belah dan memamah biak.

Untuk gampangnya, Bovidae adalah keluarga sapi. Di dalamnya termasuk pula bison, kerbau, rusa, kambing, domba, dan lain sebagainya.

Yang ditemukan di proyek MRT itu adalah bagian persendian dari tulang paha sapi.

Ditemukan pula gigi hewan yang juga berasal dari hewan keluarga Bovidae.

Fosil tulang bagian sendi dan gigi hewan itu ditemukan di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, saat proyek pembangunan MRT tengah dikerjakan.

Penemuan artefak cukup sering terjadi dalam proses pembangunan terowongan MRT fase 2A. Keterangan foto: Pecahan keramik dari masa Dinasti Qing, gigi hewan, dan koin masa Hindia Belanda yang ditemukan saat pembangunan MRT fase 2A.
Penemuan artefak cukup sering terjadi dalam proses pembangunan terowongan MRT fase 2A. Keterangan foto: Pecahan keramik dari masa Dinasti Qing, gigi hewan, dan koin masa Hindia Belanda yang ditemukan saat pembangunan MRT fase 2A. (Warta Kota/Desy Selviany)

 

Hati-hati

Direktur Utama MRT Jakarta, William P Sabandar, memastikan pihaknya mengutamakan kehati-hatian dalam pembangunan proyek MRT fase 2A.

Hal itu lantaran banyak cagar budaya di sepanjang jalur ini, dari Bundaran HI hingga Kota Tua.

"Tim kita pada saat melakukan penggalian menemukan artefak cagar budaya, kemudian langsung dilaporkan ya. Kami ada komite, ada tim yang melihat artefak itu," kata William di proyek pembangunan MRT Stasiun Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (31/5/2021).

William mengatakan, tugas komite tersebut memetakan titik-titik yang kemungkinan terdapat artefak di sepanjang jalur pembangunan MRT.

Ikuti kami di
1082 articles 182 0
Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved