Irwandi, Wakil Wali Kota Jakarta Pusat, ingin Menumbuhkan Minat Wirausaha Warganya

Irwandi, Wakil Wali Kota Jakarta Pusat, yang punya pengalaman menjadi pedagang kaki lima di masa muda.

Penulis: Desy Selviany | Editor: AC Pinkan Ulaan
Warta Kota/Anton
Irwandi, Wakil Wali Kota Jakarta Pusat. Keinginannya adalah memajukan perekonomian masyarakat. 

WARTA KOTA WIKI -- Irwandi adalah Wakil Wali Kota Jakarta Pusat sejak diangkat pada 25 September 2018.

Namun pria kelahiran Jakarta, 22 Juli 1962 itu pernah menjadi Pelaksana Harian Wali Kota Jakarta Pusat selama 90 hari, yakni dari 25 November 2020 sampai 23 Februari 2021.

Dia harus mengisi kekosongan jabatan pemimpin Kota Jakarta Pusat, setelah Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mencopot Wali Kota Jakarta Pusat saat itu, Bayu Meghantara, dari posisinya.

Pencopotan itu berdasarkan Surat Perintah Tugas nomor 855/-082.74 Sekretaris Daerah DKI Jakarta, yang ditanda tangani pejabat Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta, Sri Haryati.

Irwandi memasang surat teguran tertulis di pintu tempat usaha yang melanggar jam operasional di masa PSBB, saat masih menjabat sebagai Plh Wali Kota Jakarta Pusat, Sabtu (30/1/2021)
Irwandi memasang surat teguran tertulis di pintu tempat usaha yang melanggar jam operasional di masa PSBB, saat masih menjabat sebagai Plh Wali Kota Jakarta Pusat, Sabtu (30/1/2021) (Warta kota/Joko Supriyanto)

Alasan pencopotan adalah dinilai lalai dan abai mematuhi arahan dan instruksi gubernur soal kerumunan orang di massa pandemi Covid-19.

Pada tanggal 23 Februari 2021, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, melantik Dhany Sukma sebagai Wali Kota Jakarta Pusat yang baru.

Dengan begitu Irwandi kembali ke jabatan semula, Wakil Wali Kota Jakarta Pusat.

Masa muda

Meski saat ini berkarier di bidang pemerintahan, Irwandi justru mengawali dunia pekerjaan sebagai pengusaha.

Ketika awal masanya menjadi mahasiswa, pria yang saat ini berusia 58 tahun itu, berwiraswasta.

Irwandi yang berdarah Minang ini membuka usaha percetakan reklame di kawasan Pasarsenen. Dia mengaku belajar pembuatan reklame dari pamannya.

Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia (UKI) itu mulai berbisnis pada tahun 1984 dengan modal keberanian, serta pengalaman saat bekerja dengan pamannya. Motivasinya adalah peluang yang dilihatnya bakal cerah.

"Jadi yang terpenting pertama adalah keberanian. Lalu mempunyai planning matang, mempunyai kajian matang, dan mempunyai analisis matang," kata Irwandi kepada Warta Kota, di Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (3/2/2021).

Lewat usaha percetakan tersebut, Irwandi dapat membiayai sendiri kuliahnya sampai diwisuda sebagai sarjana hukum.

Selama berwirausaha, banyak suka duka yang dia rasakan. Gagal dalam berdagang adalah hal biasa, dan justru lebih baik dibanding gagal dalam berjudi atau hal-hal buruk lainnya.

Dia pernah rugi hingga Rp 40 juta karena kesalahan mencetak atribut politik. Hal itu membuatnya harus mencari solusi untuk menutup kerugian tersebut.

Namun kerugian tersebut akhirnya dapat diperbaiki hanya dalam waktu dua bulan.

Karier PNS

Irwandi menyelesaikan kuliah S1 tahun 1987. Maka dia mencari pekerjaan, seperti lazimnya sarjana pada tahun itu.

Maka dia mencoba peruntungannya bekerja di instansi pemerintah, dengan melamar sebagai pegawai negeri sipil (PNS).

Ikuti kami di
926 articles 182 0
Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved