Wisata Kota Toea
Wisata Kota Toea: Batavia Menarik Orang-orang Bangsa Eropa untuk Datang
Pada tahun 1937 Kota Batavia dihuni berbagai suku bangsa Nusantara dan bangsa Eropa.
Friksi
Catatan dalam buku harian dan novel atau roman Belanda, yang mengisahkan kehidupan tempo dulu di Batavia penuh dengan anekdot dan keluh-kesah mengenai friksi antar sukubangsa dan ras itu.
Si Hamid yang masuk ke sekolah tiba-tiba diberi nama Hendrik oleh gurunya, yang menganggap nama Hamid tidak bagus!
Belum lagi anak-anak Belanda yang sepulang sekolah berkeliling dengan sepeda mereka, mencari lawan berkelahi yang berkulit sawo matang.
Pengasuh yang baik hati
Namun, sehari-hari, siang dan malam, hampir semua anak-anak Belanda dan Indo itu diasuh oleh seorang pembantu pribumi.
Pengasuh-pengasuh ini tidak hanya menyediakan makan, minum dan pakaian mereka, tetapi juga menjadi semacam ibu kedua yang memberikan kehangatan, kasih sayang dan lindungan.
Tanpa terasa, anak-anak bule dan setengah bule itu menyerap banyak unsur kebudayaan Indonesia dari para pengasuh mereka.
Kini, alangkah banyaknya orang Belanda dan Indo, yang dulu lahir dan besar di Indonesia, memilih untuk makan nasi daripada kentang, dan membanggakan ikatan batinnya dengan Nusantara. (Frieda Amran)
Keterangan: Artikel ini pernah dimuat di rubrik Wisata Kota Toea di Harian Warta Kota pada November 2010.
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!