Infeksi Covid-19 Bisa Sebabkan Munculnya Penyakit Jantung
Penggunaan obat tertentu untuk mengobat Covid-19 memiliki efek samping gangguan irama jantung.
Sesak napas
Sesak menjadi gejala khas pada pasien Covid-19. Sementara pada pasien penyakit jantung, ketika terjadi serangan jantung, sesak juga jadi gejala.
Bagaimana membedakannya? Menurut dokter Rita tidak mudah membedakan sesak karena Covid-19 atau penyakit jantung.
Namun bagi pasien jantung, ketika terjadi sesak dan saat diminumi obat, sesak biasanya akan mereda.
Untuk memastikan apakah karena Covid-19 atau penyakit jantung, harus dilakukan tes laboratorium untuk memastikan apakah sudah ada infeksi virus atau tidak.
Rutin minum obat
Terlebih klaster rumah juga sangat banyak. Ada anggota keluarga yang positif tapi tidak bergejala, namun akhirnya membawa virus ke rumah dan mengenai pasien jantung.
Dia menyarankan, di saat pandemi para pasien jantung harus tetap mengonsumsi obat secara rutin.
Bila tidak terjadi kedaruratan, pasien bisa berkonsultasi secara daring, obat-obatan juga diantar.
Rumah sakit juga terus beradaptasi dengan melakukan poli daring di seluruh Indonesia, termasuk RS Harapan Kita sebagai rujukan penyakit jantung.
Selain itu, pasien dan pihak keluarga juga harus mencari informasi rumah sakit yang bisa menerima pasien jantung.
Pasalnya di era pandemi Covid-19 ada beberapa rumah sakit yang menjadi rujukan Covid-19, dan tidak menerima pasien penyakit lain.
Hal ini tentu menjadi masalah besar ketika terjadi serangan jantung, ternyata yang dituju adalah rumah sakit khusus Covid-19.
Sementara pasien serangan jantung harus berpacu dengan waktu untuk mendapatkan perawatan, untuk menghindari kecacatan dan kematian.
Di rumah sakit yang menerima pasien jantung pun jumlah volume layanan menurun.
Pasalnya pihak rumah sakit butuh waktu lama, di antaranya untuk persiapan ruangan, menjaga tidak ada kontak dengan pasien satu dengan lainnya, tidak ada kontak pasien dengan tenaga kesehatan.
“Dulu, RS Harapan Kita bisa melakukan 8 operasi jantung setiap harinya. Tapi sejak pandemi, menurun,” kata dokter Rita tanpa menyebutkan angka penurunannya. (Lilis Setyaningsih)
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!