SBMPTN

5 Penyebab Siswa Gagal dalam Tes SBMPTN

Kenali tes masuk perguruan tinggi negeri dan penyebab banyak orang gagal lulus tes ini.

Penulis: AC Pinkan Ulaan | Editor: AC Pinkan Ulaan
Pexels.com/Andrea Piacquadio
Ilustrasi sedih, kecewa, gagal 

Berharap berlebihan di SNMPTN

Pertama, menurut Yudhis, panggilan akrab pria lulusan UGM ini, para siswa berharap masuk PTN dari jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Lewat jalur ini memang paling asyik karena siswa tak perlu susah-susah ikut ujian SBMPTN, sebab siswa bisa otomatis masuk berdasarkan nilai rapornya.

"Karena terlalu berharap dengan SNMPTN sehingga lupa menyiapkan diri untuk SBMPTN. Padahal persentase kuota SNMPTN ini hanya 15 persen, yang berarti persaingannya sangat ketat," ujar Yudhis.

Karena itu, jika ingin masuk PTN lewat jalur ini siswa harus memastikan nilai rapornya tinggi, secara konsisten dari semester 1 di kelas 10 sampai kelas 12.

"Kalau dari kelas 10 sudah ragu-ragu dengan nilai rapornya, segera fokus ke SBMPTN. Terlalu lama berharap SNMPTN malah mematikan niat belajar untuk SBMPTN," kata Yudhis.

Buta soal SBMPTN

Mengapa SBMPTN ini harus belajar lagi? Jawabannya adalah penyebab kedua gagal lulus SBMPTN.

Menurut Yudhis, mayoritas siswa buta akan soal SBMPTN sehingga menganggap remeh.

"Kebanyakan berpikir materi soal seperti materi UN, sehingga siswa tak mau belajar lagi atau belajar sekadarnya saja," ujar Yudhis.

Padahal, katanya menegaskan, sifat dari UN dan SBMPTN saja berbeda. UN bersifat evaluasi, sedangan SBMPTN bersigat seleksi.

"Bentuk soal UN kebanyakan adalah pilihan ganda, sementara SBMPTN banyak soal yang jawabannya penalaran berdasarkan logika," kata Yudhis lagi.

Buta peta persaingan

Penyebab kegagalan ketiga adalah siswa tidak memahami persaingan setiap jurusan, termasuk yang dipilihnya.

Pada tahun 2019, kata Yudhis, pendidikan dokter di Universitas Indonesia (UI) diminati 852 peserta SBMPTN. Padahal daya tampungnya hanya 54 orang, yang berarti hanya 9 persen dari seluruh peminat.

"Kebanyakan remaja lebih memilih mendengar apa kata teman-temannya daripada kata orangtuanya. Ini juga yang banyak terjadi dalam memilih jurusan di PTN. Secara kompetensi dia tidak mampu, tapi tetap memilih jurusan itu karena teman-temannya," ujar Yudhis.

Minim informasi bentuk tes SBMPTN

Penyebab kegagalan keempat ialah, siswa tidak tahu bentuk tes yang akan dihadapi karena minimnya informasi soal ini.

Seperti sudah disebutkan di awal artikel ini, SBMPTN terdiri dari dua model tes yakni TPA dan TPS.

Untuk tahun ini hanya TPS yang diujikan, yang bentuknya penalaran logika, dan menekankan kepada kemampuan membaca literasi.

Ikuti kami di
517 articles 182 0
Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved