Mumu Mujtahid, Camat Pademangan yang Selalu Belajar

Singkat cerita pria lulusan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah itu mencoba ikut tes CPNS, untuk menyenangkan sang ayah

Hanya saja dia mengajukan syarat, tidak ada yang meminta sejumlah uang darinya untuk dinyatakan lulus tes CPNS.

“Jika sekali ada yang minta uang, saya mundur. Saya nggak mau. Dulu isunya bayar sekian juta, pasaran bisa puluhan juta tapi nggak mau saya,” kata Mumu.

Dengan keyakinan sang ayah, anak keempat dari delapan bersaudara itu pun berhasil diangkat sebagai pegawai negeri sipil, dan mampu memenuhi keinginan sang ayah untuk meneruskan jejaknya.

“Kata ayah saya, 'Kamu pasti nggak ada yang mintain duit, pasti lulus'. Akhirnya lulus,” kata ayah dari empat orang anak yakni Emha Romadona (23), Nadya J Irhamny (22), Hana F Fathina (13), dan Emfiras Alfarizqy (8) tersebut.

Kiat

Bagi Mumu, pencapaiannya di jenjang karier ASN menjadi bukti bahwa latar belakang pendidikan yang berbeda pun, masih bisa berkarya di berbagai bidang. Apalagi yang lama digeluti seperti perekonomian atau lainnya.

“Saya tersesat di jalan yang benar. Yang berkesan buat saya dengan latar belakang ini, nggak ada ilmu yang nggak berguna. Walau akademik nggak nyambung, perekonomian relatif berhasil tuh,” ungkapnya.

Bagi Mumu, dalam pendidikan sarjana itu pola pikir yang diutamakan. Selain itu, interaksi sosial dan latar belakang organisasi lebih mumpuni dan pas ke masyarakat yang heterogen.

Sementara itu saat disinggung mengenai kiprah Mumu yang berkutat sebagai ASN di lingkungan Pemerintah Kota Jakarta Utara, dia pun tidak tahu alasan pastinya. Namun demikian dia siap apabila ditempatkan di mana saja.

“Kita kan mau digeser kemana, mutasi siap-siap aja. Berbagai posisi sudah dijalani, pendidkan, kepegawaian, perekonomian, ada. Tinggal kapan saja ditugaskan,” tandasnya. (Junianto Hamonangan)