Mumu Mujtahid, Camat Pademangan yang Selalu Belajar

Mumu Mujtahid selalu belajar di mana pun dia ditugaskan. Termasuk saat ini sebagai Camat Pademangan, dia belajar dari warganya.

Editor: AC Pinkan Ulaan
Warta Kota/Junianto Hamonangan
Mumu Mujtahid, Camat Pademangan 2017 - 

Mumu Mujtahid menjalani tugas sebagai Camat Pademangan sejak Januari 2017 silam.

Selama tiga tahun ini Mumu mengakui, dia bayak belajar dari pengalamannya harus menghadapi berbagai karakter yang ada di wilayah Pademangan.

Permasalahan di Kecamatan Pademangan, katanya, lebih kompleks jika dibandingkan dengan Kecamatan Koja, yang menjadi tempat tugas Mumu selama delapan bulan sebagai Camat Koja pada Juni 2016 silam.

“Kalau di Koja lebih permukiman, perkampungan. Pademangan ada permukiman, industri, bisnis perdagangan, pemerintah pusat di Kemayoran. Beda menghadapinya,” kata Mumu.

Strategi

Pria kelahiran Serang, 27 Maret 1967 tersebut mengaku, selama ini dia tidak mempunyai trik khusus untuk menghadapi masyarakat ketika memimpin sebuah wilayah, seperti Kecamatan Pademangan.

“Saya selami dinamika masyarakat, jadi lancar aja, bisa terbuka. Nggak harus populer tapi ada saat kencang, ada saat diulur. Tapi harus bebas kepentingan agar masyarakat kasih apreasi,” ujar Mumu.

Kini, setelah menjadi Camat Pademangan yang terkadang bekerja tidak kenal waktu, Mumu mengaku keempat anaknya sudah maklum dengan segala kesibukan yang harus dijalani.

“Komplain biasa akhirnya, suka nggak suka dengan cara sendiri mereka bisa menikmati juga, nggak harus ada saat tertentu, kan bisa dikasih pimpinan,” kata Mumu.

Suami dari Susi Ruddianti tersebut menceritakan, dirinya juga merasa senang dengan jabatan yang diemban sekarang. Padahal dulunya Mumu lebih banyak berkecimpung di Bagian Perekonomian Jakarta Utara.

“Saya kadang agak pragmatis, kita syukuri saja nggak usah compare dulu begini, kan sudah lewat. Sekarang dinikmati, ke depan bisa lebih baik,” ujar pria yang pernah jadi Wakil Camat Pademangan pada September 2015.

Pencapaian

Meski begitu Mumu mengaku bangga dengan pencapaiannya saat membuat Festival Pesisir pada 2002-2003 silam. Event saat masih jadi Kasubag KUMKM dan Perpasaran Bagian Perekenomian Jakarta Utara itu berjalan mulus.

“Festival Pesisir pertama saya yang laksanakan di GRJU (Gelanggang Remaja Jakarta Utara). Waktu itu saya ditugasi Pak Wali, pameran produk usaha dan jasa dan itu dihadiri dua menteri,” ujarnya.

Bahkan beberapa tahun setelahnya, tepatnya di 2005, Mumu membuat stan pasar rakyat tapi dengan adanya unsur pameran di lobi Kantor Wali Kota Jakarta Utara.

“Saya tuh yang pertama gunakan Plaza Barat (Kantor Wali Kota Jakarta Utara) bazar pasar rakyat,” ujar pria yang pernah jadi Kabag Ketatalaksanaan dan Kepegawaian Jakarta Utara pada April 2013 itu.

Awal karier

Langkah Mumu menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) sejak 23 tahun silam, bukanlah kehendaknya.

Dia hanya ingin mengabulkan permintaan cita-cita ayahnya, Syatibi A Hadi, agar minimal ada satu dari delapan anaknya menjadi ASN.

“Sebelum jadi ASN sudah (kerja) di swasta, sudah punya posisi dan mulai mapan. Ayah saya PNS tapi (anak-anaknya) nggak ada yang mau jadi PNS,” ujar Mumu.

Ikuti kami di
511 articles 182 0
Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved