Tokoh

Arkeolog Chandrian Attahiyyat

Chandrian Attahiyat bekerja sebagai pegawai negeri sipil di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di Dinas Museum dan Sejarah hingga pensiun.

Penulis: Janlika Putri | Editor: Intan Ungaling Dian
Warta Kota/Janlika Putri
Arkeolog Chandrian Attahiyyat 

Chandrian Attahiyyat (62) adalah arkeolog Indonesia yang banyak mempelajari tentang peninggalan sejarah di Jakarta.

Arkeolog Indonesia kelahiran Jakarta, 4 September 1957 ini mendedikasikan dirinya sebagai pencinta  sejarah Jakarta.

Sepanjang kariernya sebagai arkeolog, Chandrian Attahiyat bekerja sebagai pegawai negeri sipil di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta hingga pensiun.

Meskipun telah pensiun, dia tetap menelusuri situs dan tempat bersejarah di Indonesia, khususnya di Jakarta. 

Usianya yang sudah kepala enam tak membuat langkahnya melemah.

Justru dia semakin ingin menjejakkan kakinya ke tempat-tempat bersejarah dan membagi informasi kepada Masyarakat.

Candrian Attahiyyat begitu mencintai profesinya sebagai arkeolog. 

Setiap hari, dia menyusuri sudut-sudut Ibu Kota Jakarta. Menyusuri gang-gang sempit, menyeberang ke pulau-pulau terpencil sejak masa muda hingga sekarang.

Sepatu sneakernya yang paling setia menemaninya ketika menyusuri jalan untuk penelitan dan penjelajahannya.

Sejarah Mumi di Dunia

Didukung keluarga

Chandrian Attahiyat mengatakan bahwa kehidupannya lebih banyak di luar rumah.

Dia mengaku jarang sekali menghabiskan waktu bersama keluarganya di rumah.

"Saya jarang sekali di rumah, maka dari itu kedua anak saya lebih dekat dengan ibunya," katanya seraya tersipu.

Kendati demikian, pada hari-hari penting, dia selalu menyediakan waktu untuk keluarga.

Profesinya yang menuntut untuk terus melakukan perjalanan dan petualangan dimaklumi keluarganya.

Namun, dia terkadang kehilangan momen-momen penting dalam keluarga.

Misalnya, ketika istrinya mengandung anak pertama dan hamil tua, Chandrian Attahiyat sedang dinas di luar kota dalam waktu lama.

Ketika, dia kembali ke rumah, sang istri sudah menggendong bayi. Orang yang pertama kali memberitahu kabar istrinya sudah melahirkan yakni tetangganya.

"Pak istrinya udah lahiran tuh. Saya cuma terheran-heran karena baru tahu dia lahiran saat di gang rumah. Lucu banget itu."

10 Jalur Kereta yang Mengubah Dunia

Menurut dia, masa lalu saluran komunikasi belum secanggih saat ini dan belum memiliki ponsel.

"Saling kirim kabar agak sulit," ucap pria tamatan Jurusan Arkeologi Universitas Indonesia tahun 1985 ini.

Ikuti kami di
218 articles 182 0
Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved