WARTA KOTA -- Bagi banyak orang, mendengar kata "stroke" menimbulkan rasa kekhawatiran di hatinya.
Tidak mengherankankan sebab stroke merupakan penyebab kematian nomor satu di Indonesia, berdasarkan riset kesehatan yang dilakukan Kementerian Kesehatan pada 2018.
Prevalensi kejadian stroke di Indonesia, menurut riset tahun 2018 itu, adalah 10,9 kejadian per 1.000 penduduk.
Terjadi peningkatan dari hasil riset kesehatan 2013, di mana prevalensi kejadian stroke 7 per 1.000 penduduk.
Kecacatan
Selain menyebabkan kematian, stroke dapat menyebabkan seseorang mengalami kecacatan di sebagian atau seluruh tubuh.
Karena itu tindakan cepat dan sedini mungkin harus dilakukan untuk mencegah kecacatan terjadi, salah satunya dengan metode FAST (Face, Arm, Speech, Time).
Sebagaimana dilansir laman Kementerian Kesehatan RI, dr Mursyid Bustami Sp S(K), Direktur Utama RS Pusat Otak Nasional (PON), mengatakan bahwa stroke itu terjadi secara mendadak. Tidak ada stroke yang terjadi secara pelan-pelan.
"Orang lagi beraktivitas tiba-tiba tangannya lemah sebelah, tiba-tiba ngomongnya tidak benar, wajahnya kok turun sebelah gitu," katanya dalam konferensi pers Gebyar Edukasi dalam rangka Hari Kesehatan Nasional, Kamis (9/9) di Jakarta.
Karena itu tindakan cepat harus segara dilakukan, yakni dengan membawa penderita ke rumah sakit.
Metode FAST
Untuk bertindak secara cepat itu, masyarakat perlu mengenali dan memahami gejala awal stroke. Caranya dengan mempelajari metode FAST (Face, Arm, Speech, Time).
Menurut dr Mursyid, Face merupakan gejala yang terlihat di wajah seseorang yang akan mendapat stroke.
Ciri-cirinya adalah wajah tampak tidak normal, seperti turun sebelah dan tidak simetris.
Sementara Arm merupakan gejala stroke yang terlihat dari lengan penderita menjadi lemah secara tiba-tiba.
Jika lengan itu diangkat, maka tingginya tidak sama dengan lengan satunya.
Speech adalah melihat gejala stroke dari cara bicara penderita yang menjadi sulit, tidak jelas, atau bahkan tidak bisa bicara.
Time diletakkan terakhir karena merupakan tindakan setelah tiga gejala sebelumnya terindikasi, yakni membawa penderita ke rumah sakit.
Dokter Mursyid memastikan bahwa bila tiga gejala tersebut muncul, maka dapat dipastikan orang tersebut terkena stroke dan harus segera dilarikan ke rumah sakit.
"Dengan mengenal gejala-gejala tersebut sudah banyak pertolongan terhadap pasien stroke," katanya.
Gejala lain
Selain gejala dalam metode FAST, ada pula gejala lain yang bisa muncul saat seseorang mengalami stroke, antara lain tiba-tiba pusing, atau tiba-tiba tidak bisa melihat, dan sakit kepala yang sangat hebat.
Penanganan yang paling tepat bagi seseorang yang terkena stroke mendadak adalah membawanya ke rumah sakit dengan segera.
"Kalau ada seseorang terkena gejala stroke, siapa pun dan kapan pun itu datanglah ke rumah sakit. Seringan apapun stroke jangan dibilang ringan, atau nanti akan sembuh sendiri. Tidak seperti itu," tutur dr Mursyid.
Mitos
Sebagian masyarakat memahami bahwa stroke dapat disembuhkan dengan dipijat, mengeluarkan darah dari telinganya, dan menusukkan jarum ke bagian tubuh yang mengalami stroke.
Menurut dr Mursyid pemahaman tersebut keliru, dan penanganan yang paling tepat adalah membawa pasien ke rumah sakit.
"Itu adalah satu anggapan yang tidak tepat, yang salah ya. Tidak ada manfaatnya sama sekali terhadap stroke. Jadi kalau terjadi stroke segeralah pergi ke rumah sakit, kapan pun. Jadi jangan tunggu besok, jangan tunggu siapapun," tandas dr Mursyid. (*)
Halaman selanjutnya
...