WARTA KOTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi telah menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas, berbasis adaptasi tatanan hidup baru satuan pendidikan (ATHB-SP) sejak SEnin (22/3).
Sebanyak 110 sekolah yang tersebar di rukun tetangga (RT) berzona hijau menggelar PTM dalam 3 rombongan belajar setia harinya, dengan jumlah murid per kelas maksimal 50 persen dari kapasitas.
Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, menjelaskan bahwa status Kota Bekasi masih berada di zona kuning, dengan sebaran RT yang berada di zona merah dan kuning sebanyak 540 RT.
"Total RT ada 7.000-an, sedangkan yang masih ada kasus Covid-19 sekitar 540 RT. Berarti masih zona kuning," katanya.
Dengan demikian terdapat sebanyak 6.460 RT yang berstatus zona hijau. Rahmat mengklaim jumlah tersebut setara dengan 92 persen.
Wali kota menambahkan 540 RT tersebut mayoritas berada di 5 kecamatan, yakni Bekasi Barat, Bekasi Timur, Bekasi Utara, Bekasi Selatan dan Pondokgede.
Sempat khawatir
Rahmat Effendi mengakui ada sedikit kekhawatirannya sebelum memutuskan untuk menggelar pembelajaran tatap muka kembali.
Namun dia telah mempersiapkan segala sesuatu agar PTM berbasis adaptasi tatanan hidup baru satuan pendidikan (ATHB-SP) bisa digelar, dengan mengutamakan keselamatan dan keamanan guru serta siswa.
"Kekhawatirannya pasti ada, karena itu juga perlu diantisipasi. Sekarang orangtuanya kan tahu, diantar ke sekolah, bawa bekal, dan setelah selesai dijemput. Jadi sama-sama diawasi gitu, sehingga kontrol bersamanya itu," tutur Rahmat saat ditemui di Stadion Patriot Candrabhaga, Selasa (23/3/2021).
Status zona hijau
Pihaknya juga mengaku tak main-main dalam menentukan 110 sekolah yang diperbolehkan menggelar PTM ATHB-SP.
Syarat utamanya, lokasi sekolah diharuskan berstatus zona hijau, atau minimal kuning dengan jarak antara sekolah dan rumah pasien berjauhan.
"Misalnya di Kayuringin ada 2 atau 3 orang di RT itu, tapi (tinggal) di ujung sana, jauh dari sekolah, berarti aman dong? Begitu melihatnya," katanya.
Meski begitu, Rahmat menjelaskan tak ada pamaksaan kepada orangtua dan siswa dalam mengikuti PTM ATHB-SP.
Vaksinasi guru
Terlebih lagi, para guru dan staf di sekolah saat ini menjadi target prioritas vaksinasi Covid-19.
"Kan gurunya juga sudah divaksin, sehingga kami memotivasi semua kalau ada 1.000 (yang sudah divaksin), ada 20 orang tua wali yang takut, ya enggak apa-apa, dia (siswanya) melalui daring saja, kami siapkan," kata Rahmat.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Bekasi, Dezy Syukrawati, mengatakan, hingga Senin (22/3/2021) tercatat 6.270 guru dan dosen yang telah menerima vaksinasi Covid-19.
"Update tanggal 22 Februari, guru dan dosen 6.270 orang untuk negeri dan swasta. Masih jalan terus," kata Dezy.
Meski tak merinci jumlah guru yang telah divaksinasi, Dezy menjelaskan pihaknya akam mendukung proses percepatan vaksinasi guru sebagai prioritas utama.
"Untuk termin ketiga tahap dua, kami bisa memprioritaskan guru. Saat ini mayoritas dari guru mengikuti vaksinasi di puskesmas. Memang belum ada kegiatan vaksinasi massal khusus guru," ucapnya.
Sementara itu, jumlah target vaksinasi tahap satu untuk tenaga kesehatan sebanyak 14.000 orang.
Sedangkan target tahap dua, dengan prioritas TNI, Polri, ASN, non-ASN, guru, lansia, pedagang pasar, pekerja sektor hiburan, dan pemuka agama, sebanyak kurang lebih 64.000 orang.
Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KCPEN) menargetkan 293.000 orang jadi target vaksinasi di Kota Bekasi, dari total populasi 2,5 juta jiwa.
Berdasarkan data pada laman corona.bekasikota.go.id pada Selasa (23/3/2021), total kumulatif kasus Covid-19 tercatat sebanyak 38.966 kasus. Perinciannya adalah 986 kasus aktif, 37.476 orang sembuh, dan 504 orang meninggal dunia.
Halaman selanjutnya