Mengenal B.1.617, Varian SARS-CoV-2 Hasil Mutasi di India
Varian B.1.617 adalah virus SARS-CoV-2 yang bermutasi di India. Hanya saja sampai saat ini masih banyak yang belum terungkap dari varian ini.
Penulis: AC Pinkan Ulaan | Editor: AC Pinkan Ulaan
- Virus SARS-CoV-2 bermutasi di India menjadi varian yang dinamai B.1.617.
- Varian B.1.617 masih misterius karena masih banyak yang belum bisa diungkap oleh para ahli.
- Para pakar penyakit (patolog) percaya bahwa vaksin Covid-19 yang ada saat ini bisa membantu mencegah gejala yang lebih buruk, bila seseorang tertular varian B.1.617.
WARTA KOTA -- Kasus positif Covid-19 di India meningkat tinggi dalam sebulan terakhir, di mana lonjakan paling drastis terjadi pada pekan ini, dengan jumlah kasus baru rata-rata 281.683 per hari.
Sebuah rekor yang sangat buruk, mengingat sepanjang tahun 2020 rekor tertinggi India hanya rata-rata 93.199 per hari dalam sepekan.
Masalahnya, tidak hanya angkanya yang melonjak drastis tapi para ahli khawatir virus yang beredar saat ini adalah virus SARS-CoV-2 yang sudah bermutasi.
Artinya, para ahli penyakit di India dan seluruh dunia sekali lagi belum tahu banyak mengenai varian baru hasil mutasi ini.
Maka tindakan yang langsung diambil oleh pemerintah banyak negara adalah menutup "perbatasan" mereka dengan India.
Artinya, setiap warga negara asing (WNA) yang datang dari India, atau sempat transit di India dalam 14 hari terakhir tidak boleh masuk.
Bila yang datang dari India adalah warga negaranya, maka orang itu tetap boleh masuk dengan protokol kesehatan ketat.
Tindakan ini merupakan upaya jangan sampai varian baru dari India masuk.
Lantas, informasi apa yang sudah diketahui dari SARS-CoV-2 varian India ini?
Sebagaimana dilansir oleh BBC, sejauh ini baru informasi ini yang diketahui oleh para pakar penyakit. Setidaknya yang dipublikasikan.
Nama
Varian ini memiliki nama resmi B.1.617, dan pertama kali terdeteksi pada Oktober 2020 di India.
Penyebaran
Sample yang diperoleh untuk riset saat ini dianggap masih memadai untuk menentukan luas penyebarannya di seluruh India.
Dengan begitu, belum bisa ditentukan pula seberapa cepat virus ini dalam hal penularannya.
Sejauh ini informasi yang dipublikasikan adalah, varian B.1.617 ini terdeteksi di 220 dari 360 sampel yang dikumpulkan pada Januari sampai Maret 2021 di Provinsi Maharashtra.
Varian ini juga ditemukan di Inggris sejak 22 Februari lalu, dan sampai saat inu jumlah kasus mencapai 103.
Dugaan kuat, varian ini terbawa oleh orang yang melakukan perjalanan internasional.
Karena itu, sekarang Pemerintah Inggris melarang orang yang datang dari India masuk ke Inggris.
Varian ini juga ditemukan di sedikitnya 21 negara, menurut data GISAID global database, namun sampai sejauh ini belum ditemukan di Indonesia.
Tingkat bahaya
Para peneliti belum tahu banyak soal tingkat bahaya yang dibawa B.1.617 ini, dalam hal kecepatan menginfeksi atau resistensi terhadap vaksin Covid-19 yang ada.
Dr Jeremy Kamil, seorang virolog di Louisiana State University, menyatakan bahwa satu dari mutasi ini mirip dengan varian yang diidentifikasi di Afrika Selatan dan Brasil.
Dan mutasi tersebut membuat virus dapat menghindar dari antibodi, yang sudah punya pengalaman mengalahkan virus corona 2.
Dengan kata lain, orang yang sudah pernah terkena Covid-19 sehingga memiliki antibodi Covid-19, atau orang yang sudah divaksinasi Covid-19, masih bisa jatuh sakit dan mengalami gejala penyakit ini bila tertular varian ini.
Namun Dr Kamil juga menyatakan, varian India ini belum tentu lebih menular dari varian Inggris (B.1.1.7), yang memang memiliki kemampuan menginfeksi paling cepat.
Dan saat ini Kamil lebih mengkhawatirkan varian Inggris tersebut.
Misterius
Varian B.1.617 bisa dibilang masih misterius sebab banyak hal yang belum terungkap dari varian ini.
Pasalnya, menurut BBC, sampai saat ini sampel yang ditemukan masih sangat sedikit, yakni 298 di India dan 656 di seluruh dunia.
Sementara B.1.1.7 memiliki lebih dari 384.000 sampel.
Sedikitnya sampel yang diperoleh, termasuk di India, membuat para pakar sepakat bahwa B.1.617 bukanlah penyebab gelombang 2 wabah Covid-19 di India.
Vaksin Covid-19
Sampai saat ini para pakar percaya bahwa vaksin Covid-19 yang ada sekarang ini bisa membantu menghadapi varian B.1.617 ini, yakni mengurangi tingkat keparahan gejalanya.
Namun menurut Ravindra K Gupta, seorang profesor bidang mikrobiologi klinikal di Cambridge Institute of Therapeutic Immunology and Infectious Disease, tetap dibutuhkan vaksin Covid-19 yang lebih efektif menghadapi varian-varian baru SARS-CoV-2.
"Silakan gunakan vaksin yang ada saat ini. Jangan membuat kesalahan dengan menunggu vaksin yang lebih ideal," kata Dr Kamil.
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!