AKBP Iman Imanuddin: Kapolres Tangerang Selatan yang Gemar Belajar dan Menulis
AKBP Iman Imanuddin, Kapolres Tangerang Selatan yang senang belajar dan menulis.
Penulis: Rizki Amana | Editor: AC Pinkan Ulaan
WARTA KOTA WIKI -- AKBP Iman Imanuddin menjabat sebagai Kepala Polisi Resor Tangerang Selatan (Kapolres Tangsel)
sejak 7 Januari 2021.
Jabatan tersebut diembannya sesuai Surat Telegram (ST) Kapolri Nomor ST/3233/XI/KEP/2020, yang diterbikan pada 16 November 2020.
Pergantian jabatan di institusi Kepolisian Republik Indonesia adalah hal yang lumrah, begitu pula dengan pengangkatan Iman Imanuddin sebagai Kapolres Tangsel, menggantikan AKBP Iman Setiawan.
Sebelum menjabat sebagai Kapolres Tangesel, Iman Imanuddin menjabat sebagai Kanit II Subdit I Direktorat Tindak Pidana Siber Badan Reserse Kriminal Polri.
Masa kecil dan pendidikan
Iman Imanuddin lahir di Majalengka, Jawa Barat, pada 5 Mei 1979, sebagai anak ke-2 dari 3 bersaudara.
Pendidikan sekolah dasar sampai sekolah menengah pertama dilakoninya di Majalengka. Dia menyelesaikan pendidikan menengah tingkat pertama pada tahun 1995, dan melanjutkan ke SMA Taruna Nusantara di Magelang, Jawa Tengah.
Lulus dari SMA, Iman Imanuddin diterima sebagai taruna Akademi Kepolisian, dan lulus tahun 2002. Angkatannya itu memiliki nama Wicaksana Laghawa.
Meskipun sudah lulus sebagai polisi, Iman Imanuddin tak berhenti belajar. Dia melanjutkan sekolah ke Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), dan lulus dengan gelar Sarjana Ilmu Kepolisian (SIK).
Namun menjadi sarjana tak menyurutkan minatnya belajar. Maka, saat bertugas Polda Jawa Barat, dia melanjutkan kuliah di universitas umum.
Jenjang magister ditempuhnya di Universitas Padjadjaran Bandung, dan lulus dengan menyandang gelar Magister Hukum (MH).
Ternyata hal itu malah membuat Iman Imanuddin tertantang untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya, strata 3.
Pendidikan jenjang itu ditempuhnya di Universitas Islam Bandung (Unisba), dan Iman Imanuddin berhasil mempertahankan disertasinya dalam Sidang Terbuka Promosi Doktor Ilmu Hukum pada 28 November 2020.
Disertasinya itu berjudul Fungsionalisasi Hukum Pidana dalam Menanggulangi Tindak Pidana Lingkungan Melalui Pendekatan Restorative Justice untuk Menjamin Kelestarian Lingkungan Hidup.
Sebagaimana dilansir laman Unisba, pendidikan strata 3 diselesaikan Iman dalam waktu tiga tahun, di mana sebagian dilakukan di masa pandemi Covid-19.
Sidang promosi dilakukan secara daring, dan selain berhasil mempertahankan disertasinya, Iman lulus dengan IPK 3,99 atau Cumlaude.
Dengan diraihnya gelar doktor itu, maka titel lengkap Iman adalah Dr Iman Imanuddin SH SIK MH.
Selain sekolah ilmu umum, pendidikan kepolisian juga dlakoninya, seperti mengikuti pendikan Sekolah Staf dan Pemimpin Tinggi Polri (Sespim). Lulus pada tahun 2019.
Karier
Ketika lulus dari Akpol pada tahun 2002, Iman ditempatkan sebagai personel perwira di Polda Metro Jaya.
Saat bertugas di Ibu Kota itu dia melanjutkan pendidikan di PTIK.
Lulus dari PTIK, Iman mendapat tugas di Polda Jawa Barat, di mana dia membagi waktu antara pekerjaan dan kuliah.
Salah satunya saat dia menjabat sebagai Kapolsek Cikampek pada tahun 2010.
Ketika itu terjadi banjir besar, sehingga Iman harus mengatur strategi dalam menyelamatkan korban banjir, sekaligus menjaga keamanan wilayah.
Banyak pengalaman diperolehnya dari peristiwa bencana itu. Peran Polri sebagai pengayom masyarakat harus diterapkan secara nyata.
Seperti dalam mengevakuasi para korban banjir dari kediamannya yang terendam banjir, dan menghibur masyarakat yang tertimpa bencana.
Lulus dari Sespim, Iman kembali ke Ibu Kota Jakarta dan mengemban tugas sebagai Kanit II Subdit I Dittipidsiber Bareskrim Polri.
Namun, sebelum bertugas di Markas Besar Polri, Iman berdinas di Kompolnas pada tahun 2018. Dia dikirim ke ujung Indonesia, tepatnya di perbatasan dengan Timor Leste.
Pengalaman bertugas
Kisahnya unik sungguh unik di sini, karena ada hambatan keterbatasan infrastruktur di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Di sini dia mendapat pelajaran untuk menjadi cerdik dan kreatif untuk mengatasi berbagai hambatan.
Apalagi selama ini dia bertugas di Pulau Jawa yang selalu ramai karena penduduknya padat.
Salah satu caranya menghalau sepi adalah menghitung kali dan sungai yang ada di sekitar perbatasan Indonesia itu.
Hasilnya adalah ada 80 sungai berukuran kecil dan besar yang mengaliri kawasan itu.
Iman mengaku, hal unik itu dilakukannya untuk menghibur diri.
Tak hanya kisah tersebut, hal unik lainnya didapat saat dirinya akan membuat laporan penugasan melalui telepon selular (ponsel).
Maklum, infrastruktur telekomunikasi sangat terbatas di sana pada waktu itu, sehingga sinyal seluler apalagi internet sangat sulit diperoleh.
Segala cara dilakukan demi memperoleh sinyal. Misalnya mengerek ponsel ke puncak tiang bendera.
Ponsel diletakkan dalam sebuah ember, kemudian ember itu yang dinaikkan ke puncak tiang bendera.
Cara itu cukup efektif dalam memperoleh sinyal internet, yang dibutuhkan untuk mengirim laporan.
Selain itu, para personel Polri dan TNI yang bertugas di perbatasan saat akrab dengan masyarakat setempat.
Tak jarang mobil patroli ditumpangi warga untuk bepergian di daerah pedalaman tersebut.
Hal tersebut diakui Iman merupakan momen kebersamaan dan aksi heroik para personel TNI dan Polri dengan warga, menjalani tugas sembari bercengkrama dengan warga.
Kembali ke Ibu Kota pada tahun 2019 silam, Iman pun memiliki banyak pengalaman dari tugasnya sebagai Kanit II Subdit I Dittipidsiber Bareskrim Polri.
Pengalaman-pengalaman itu melahirkan sejumlah rencananya dalam tugas kepolisian, di tengah perkembangan dunia siber.
Katanya, menjadi polisi di dunia maya tak semudah menjadi polisi di dunia nyata.
Tantangan demi tantangan sulit dihadapinya, mengingat semakin banyak informasi yang tersebar di masyarakat karena perkembangan dunia siber.
Namun dirinya datang bukan tanpa solusi. Strateginya adalah membelah diri dalam bertugas yakni mengayomi masyarakat di dua dunia, maya dan nyata.
Hobi
Sebagai personel polisi, Iman memiliki hobi berbeda dengan tugas yang diembannya setiap harinya.
Dia mengaku memiliki hobi menulis, dan bercita-cita menulis buku yang dilakukannya sendiri.
Saat ini kegemaran Iman menulis itu sudah menghasilkan cerita pendek, kisah nyata yang humanis, puisi, novel, hingga karya ilmiah, yang dikerjakannya kala memiliki waktu luang dari tugasnya.
Ayah tiga anak ini mengaku menulis hanya sekadar hobi, yang ditekuninya agar memiliki ruang lain sebagai personel Polri.
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!