Asal Usul

Kapal dari Amerika Tiba Bawa Es Batu, Orang-orang di Batavia Heboh dan Jadi Viral di Koran

Es batu menjadi sesuatu yang penting di negara beriklim tropis seperti di Indonesia.

Editor: Lucky Oktaviano
Health oneHOWTO
Ilustrasi es batu. Sebelum tahun 1900, es batu adalah barang mewah. Bahkan saat sebuah kapal tiba dari Boston, Amerika Serikat, membawa es batu, hal itu jadi pembicaraan hangat orang-orang di Batavia dan jadi viral di koran saat itu. 

Selain itu, sebuah perusahaan, Djakarta Firms Voute en Gherin, juga memanfaatkan "histeria" masyarakat terhadap es batu dengan menjual selimut wol yang bisa dipergunakan untuk menyimpan es.

Kisah lainnya, saat seorang pengusaha, David Gilet, menyatakan sanggup menyediakan air es untuk berbagai pesta dengan biaya 15 gulden.

Dan, untuk pertama kalinya, air es juga disajikan saat malam Natal pada 1846 di Hotel Des Indes (berubah nama menjadi Hotel Duta Indonesia, dan akhirnya dihancurkan kini menjadi Duta Merlin, Jakarta Pusat).

Obat sariawan

Dalam perkembangannya, es batu diketahui bisa menjadi obat sariawan.

Pemerintah Hindia Belanda saat itu bahkan memberikan bonus sebesar 6.000 gulden untuk mereka yang sanggup mengirimkan es batu ke rumah sakit di Batavia.

Es ini akan digunakan untuk mengobati tentara Belanda yang terkena sariawan.

Sementara, untuk di Semarang dan Surabaya, Pemerintah Hindia Belanda menyediakan bonus sebear 7.300 gulden.

Impor es dari Amerika ini berlangsung hingga 1870 karena saat itu sudah berdiri pabrik es di Batavia.

Pabrik ini berdiri setelah prosedur pembuatan amoniak ditemukan di Eropa. Teknologi ini diimpor pada 1880.

Kehadiran teknologi ini turut mengubah cara penyimpanan bahan makanan cadangan yang ketika itu belum menggunakan pendingin sejenis ini.

Muncul pabrik es batu

Satu dekade kemudian, pabrik es batu mulai berdiri di berbagai daerah.

Di Batavia, misalnya, pabrik es berdiri di Molenvliet (Jalan Gadjah Mada dan Jalan Hayam Wuruk) dan kawasan Petojo.

Kebiasaan minum dingin pun semakin menyebar luas.

Pada 1895, seorang pengusaha Tionghoa yang lahir di Semarang tahun 1861, Kwa Wan Hong, mendirikan pabrik es batu di Semarang.

Hong kemudian meluaskan bisnisnya dengan membangun pabrik es lainnya di Semarang (1910), Tegal (1911), dan Pekalongan (1911).

Rupanya bisnisnya berjaya. Hong lalu membangun dua pabrik lagi yakni di Surabaya pada 1924 dan 1926.

Selang 2 tahun kemudian, dia menetap di Batavia (Jakarta) dan membangun pabrik es di Jalan Prinsenland (Mangga Besar) dan Rawa Bening di Meester Cornelis, Jatinegara.

Atas kesuksesannya itu Hong pun dijuluki sebagai "rajanya es batu ".

Ikuti kami di
826 articles 182 0
Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved