Sekda DKI meninggal
Saefullah, Warga Rorotan yang Menjadi Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta
Perjalanan karier Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta, Saefullah, sampai meninggal dunia akibat Covid-19.
WARTA KOTA WIKI -- Saefullah (11 Februari 1964 - 16 September 2020) adalah Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi DKI Jakarta, dengan masa jabatan pada 11 Juli 2014 - 16 September 2020.
Pria yang akrab dengan sapaan Bang Ipul ini meninggal dunia akibat penyakit Covid-19, saat masih menjabat sebagai Sekda Provinsi DKI Jakarta.
Saefullah diketahui menderita Covid-19 pada 12 September 2020, dan sempat menjalani isolasi mandiri di rumah.
Namun kemudian perawatannya dipindah ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto sejak 14 September 2020.
Pria yang pernah menjabat sebagai Wali Kota Jakarta Pusat pada 2008-2014 ini diberitakan mengalami kritis pada 16 September 2020, dengan kondisi tak bisa bernapas.
Kondisi itu terus memburuk sehingga Saefullah wafat di RSPAD Gatot Subroto pada Rabu pukul 12.55.
Jenazahnya dimakamkan pada Rabu sore di pemakaman keluarga, di Rorotan, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara.
Dia mendapat pengecualian dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, atas permintaan keluarga.
Masa Kecil dan pendidikan
Saefullah lahir di Sungai Kendal, Kelurahan Rorotan, Kecamatan Cilincing Jakarta Utara, pada tahun 1964.
Bisa dibilang dari kecil sampai wafatnya Saefullah tetap tinggal di wilayah kelurahan itu.
Maka banyak tetangganya yang kehilangan putra daerah Sungai Kendal ini.
Ketua RW 08 Kelurahan Rorotan, Ahmad Fauzi, mengungkapkan, Saefullah dikenal tak pandang bulu dalam bersosialisasi, sehingga menjadi kenangan tersendiri di mata para tetangganya.
Tetangga Saefullah itu mengatakan almarhum adalah warga asli Rorotan, yang sejak kecil hingga sekarang tinggal di Jalan Sungai Kendal, RT 03/RW 08 Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara.
Hanya pada saat bersekolah di tingkat sekolah dasar, Saefullah menempuhnya di SD Tambun, dilayah Rengas Bekasi pada tahun 1975.
Saefullah pun menjadi sosok yang sangat dibanggakan oleh warga setempat, karena prestasi dan pencapaiannya menjadi pejabat di Pemprov DKI Jakarta.
"Beliau ini orang yang menjadi kebanggaan banyak orang. Dia asalnya memang orang kampung sini. Banyak sekali kebanggaan-kebanggaan kami kepadanya," ucap Ahmad.
Saefullah juga dikenal sebagai sosok yang sangat sederhana dan merakyat, serta peduli terhadap sesama.
"Orangnya sangat peduli dengan lingkungan, dengan semua baik," kata Ahmad.
Meski bersekolah di Bekasi, namun jenjang SMP Saefullah kembali ke Cilincing, dengan bersekolah di SMP Syahid Jakarta.
Setelah lulus SMP pada tahun 1979, Saefullah melanjutkan pendidikan ke Sekolah Pendidikan Guru (SPG) 4 Jakarta, dan lulus tahun 1982.
Cita-cita menjadi guru membuatnya melanjutkan pendidikan ke IKIP Muhammadiyah Jakarta, dan menyelesaikan jenjang strata 1 (S-1) pada tahun 1988.
Kemudian Saefullah meneruskan ke jenjang strata-2 (S-2) di Universitas Negeri Jakarta, dan layak menyandang gelar magister pendidikan pada tahun 2000.
Perjalanan pendidikannya tidak berhenti sampai di situ, dan Saefullah mendapat gelar doktor dari Universitas Padjajaran Bandung pada tahun 2009.
Maka namanya sering ditulis sebagai Dr Saefullah Spd Mpd.
Karier
Meski bercita-cita menjadi guru, namun karier Saefullah justru melesat di bidang pemerintahan.
Beberapa jabatan yang pernah diembannya adalah Kepala Sudin Pendidikan Dasar Jakarta Barat (2003—2004) dan Wali Kota Jakarta Pusat (2008-2014).
Semasa menjalankan tugas sebagai Wali Kota Jakarta Pusat, Saefullah mendapat tambahan tugas sebagai Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda DKI Jakarta selama setahun, yakni pada 2009—2010.
Saefullah mulai menjabat sebagai Sekda DKI sejak 11 Juli 2014, ketika Gubernur DKI Jakarta masih dijabat Joko Widodo.
Dia tetap menjadi Sekda DKI meski Gubernur DKI berpindah ke tangan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, karena Joko Widodo maju dalan Pemilihan Presiden 2014.

Saefulah tetap dipercaya menjabat sebagai Sekda ketika jabatan Gubernur DKI pindah tangan lagi.
Wakil Gubernur DKI Jakarta saat itu, Djarot Syaiful Hidayat,dianstik menjadi gubernur karena Basuki Tjahaja Purnama harus menjalani hukuman penjara, dalam perkara penistaan agama.
Ketika Ahok dan Djarot kalah dalam konstestasi Pilkada DKI 2017, dan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno terpilih jadi Gubernur dan Wagub DKI Jakarta, banyak orang memperkirakan Saefullah bakal diganti.
Dia dianggap sebagai orangnya Jokowi dan Ahok.
Tetapi Anies dan Sandi tetap mempertahankan Saefullah sebagai Sekda DKI, hingga ajal menjemputnya hari ini, Rabu (16/9/2020).
Kehidupan Pribadi
Saefullah menikah dengan Rusmiati, dan mereka dikaruniai empat orang anak.
Mereka adalah Fatwa Arifah, Islah Muttaqien, Mutia Khaerani, dan Muhammad Syaifurrahman
Meninggal dunia
Saefullah meninggal dunia akibat penyakit Covid-19 pada 16 September 2020, pukul 12.55.
Sebelum mengembuskan napas terakhir, dia mengalami kesulitan bernapas sehingga harus dibantu alat ventilator. Namun alat itu juga tak bisa menyelamatkan nyawanya.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti, Saefullah meninggal karena shock sepsis irreversible, dengan ARDS atau sindrom distres pernapasan akut bagi pasien terkonfirmasi Covid-19.
Widyastuti menjelaskan, situasi ini menggambarkan Saefullah mengalami infeksi berat pada jaringan paru dan seluruh sistem tubuh akibat infeksi Covid-19.
Karena itu, tidak bisa terjadi pertukaran oksigen yang memadai, sehingga menyebabkan gagal napas yang tidak dapat diperbaiki.
Selain terpapar Covid-19, Saefullah memiliki penyakit lain yang menjadi komplikasi, yakni asam lambung berlebih dan jantung.
Penyakit lainnya itu kambuh sejak awal September 2020, sehingga Saefullah beristirahat di rumah.
Akan tetapi, dia tetap hadir dalam Rapat Paripurna di DPRD DKI pada 7 September 2020.
Ketika itu, menurut Ahmad Riza, kondisi kesehatan Saefullah menurun, sehingga dia berobat ke dokter.

Jenazah Saefullah dimakamkan di pemakaman keluarga di Jalan Sungai Kendal RT 03/RW 08, Kelurahan Rorotan pada Rabu (16/9) sore.
Dia mendapat pengecualian dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, meskipun ada aturan bahwa jenazah yang positif terpapar Covid-19 dimakamkan di lokasi khusus, yakni di TPU Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur atau TPU Tegal Alur, Cengkareng, Jakarta Barat.
Menurut Wali Kota Jakarta Utara, Sigit Wijatmoko, pemakaman almarhum Saefullah dilakukan sesuai dengan protokol kesehatan Covid-19.
Petugas yang melakukan pemulasaran jenazah menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap, untuk mencegah penyebaran virus corona 2. (Tim Warta Kota)
Biodata
Saefullah
Lahir: 11 Februari 1964 di Sungai Kendal, Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara
Wafat: 16 September 2020 (umur 56) di RSPAD Gatot Subroto.
Kebangsaan: Indonesia
Pasangan: Rusmiati
Anak:
Fatwa Arifah (29 Januari 1986)
Islah Muttaqien (15 November 1988)
Mutia Khaerani (10 November 1995)
Muhammad Syaifurrahman (15 November 2005)
Pendidikan:
SDN Tambun, Rengas - Bekasi, Tahun lulus 1975
SMP Syahid - Jakarta, Tahun lulus 1979
SMA SPG 4 - Jakarta, Tahun lulus 1982
IKIP Muhammadiyah (S1), Jakarta, Tahun lulus 1988
Universitas Negeri Jakarta (S2), Jakarta, Tahun lulus 2000
Universitas Padjadjaran (S3), BANDUNG, Tahun lulus 2009
Karier:
Kepala Sudin Pendidikan Dasar Jakarta Barat (2003—2004)
Kepala Subdinas SLTP, DKI Jakarta (2004—2008)
Wakil Kepala Dinas Pendidikan Dasar, DKI Jakarta (2008)
Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda, DKI Jakarta (2009—2010)
Wali Kota Jakarta Pusat (2008—2014)
Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta (2014—2020)
Pelaksana harian Gubernur DKI Jakarta (2017)
Pengalaman Organisasi:
Ketua I Karang Taruna
Anggota AMPI
Anggota Persatuan Guru Republik Indonesia
Pengurus Palang Merah Nasional
Sekretaris Komite Olahraga Nasional Indonesia
Ketua PWNU DKI Jakarta[7] (2016—2020)
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!