Wabah Covid 19

Orang Tanpa Gejala Covid-19 Memiliki Jumlah Virus Sama Banyaknya dengan Pasien dengan Gejala

Pasien konfirmasi tanpa gejala Covid-19 memiliki virus SARS-CoV 2 sama banyaknya dengan pasein konfirmasi dengan gejala.

Penulis: AC Pinkan Ulaan | Editor: AC Pinkan Ulaan
Warta Kota/Nur Ichsan
Kepadatan lalu lintas di Jalan Daan Mogot Km.14, Kalideres, Jakarta Barat, Senin (20/7/2020). Kondisi tak berjarak antar-pengendara seperti ini, ditambah masih banyaknya warga yang mengabaikan protokol kesehatan, membuat angka kasus Covid-19 di Ibu Kota masih tinggi. 

WARTA KOTA -- Imbauan agar selalu menggunakan masker setiap keluar rumah, agar risiko tertular Covid-19 menjadi kecil, semakin masuk akal.

Sebuah penelitian di Korea Selatan menemukan bahwa orang tanpa gejala (OTG), yang saat ini di Indonesia disebut sebagai kasus konfirmasi tanpa gejala, ternyata membawa virus corona 2 (SARS-CoV-2) sama banyaknya dengan pasien yang menunjukkan gejala Covid-19.

Dengan kata lain, orang-orang asimptomatik ini sangat bisa menularkan Covid-19 ke orang lain.

Penelitian ini, yang dipublikasikan di jurnal JAMA Internal Medicine, dan dikutip oleh CNN, ini menggunakan data dari 303 pasien Covid-19, yang berada di isolasi puskesmas pada Maret lalu.

Kebanyakan dari pasien itu adalah orang dewasa muda, dengan usia rata-rata 25 tahun.

Hasil penelitian

Sebanyak 193 dari 303 pasien itu, atau 63,7 persen, menunjukkan gejala saat berada di tempat isolasi.

Sementara 110 pasien lainnya tak memperlihatkan gejala.

Hanya 19,1 persen dari pasien asimptomatik itu yang kemudian menunjukkan gejalan Covid-19, sementara 80,9 persen lainnya tidak.

Bahkan sampai sekitar 24 hari kemudian mereka tetap tak menunjukkan gejala.

Para peneliti menggunakan tes usap rongga hidung dan tenggorokan untuk mengambil sampel dari setiap pasien, memeriksa materi genetik virus yang disebut RNA.

Mereka juga melihat juga menghitung jumlah virus di setiap pasien. Dari sinilah ditemukan bahwa jumlah virus dari kasus konfirmasi tanpa gejala tidak lebih sedikit dari jumlah virus di kasus konfirmasi dengan gejala.

Temuan lainnya, jumlah virus pada pasien asimptomatik berkurang lebih lambat bila dibandingkan dengan pasien dengan pasien dengan gejala, atau pasien pra-gejala.

Catatan peneliti

Hanya saja, para peneliti tersebut memberikan catatan bahwa temuan mereka harus diuji kembali, menggunakan pasien yang lebih banyak lagi, untuk memastikan hasil penelitian mereka.

Disebutkan pula bahwa penelitian ini tidak menentukan tingkat penularan yang diberikan seorang pasien.

"jumlah virus dalam pasien asimptomatik memang meningkatkan risiko penularan, namun penelitian kami tidak dirancang untuk menentukan itu," ujar salah seorang peneliti.

Katanya, mendeteksi RNA tidak menentukan kemampuan virus menginfeksi dan menulari.

Sebelumnya, sebuah penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat (AS), menyatakan bahwa orang tanpa gejala ini yang bertanggung jawab atas setengah jumlah kasus Covid-19 di AS.

Hal ini juga ditegaskan oleh pakar penyakit menular di AS, Dr Anthony Fauci.

"OTG ini sulit diidentifikasi, dan sulit dilacak identitasnya untuk isolasi dan pelacakan kontak," kata Fauci, yang merupakan Direktur Allergy and Infectious Diseases.

Karena itulah, yang bisa disarankan pemerintah di semua negara adalah mengenakan masker saat keluar rumah, selalu mencuci tangan, dan melaksanakan protokol kesehatan lainnya, untuk memperkecil risiko tertular Covid-19.

Ikuti kami di
585 articles 182 0
Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved