Hari Raya Idul Fitri

Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah Ditetapkan Jatuh pada Minggu 24 Mei 2020

Penetapan tanggal 1 Syahwal 1441 Hijriah berdasarkan sidang isbat, setelah hilal tak terlihat di titik pemantauan.

Penulis: Joko Supriyanto | Editor: AC Pinkan Ulaan
Warta Kota/Joko Supriyanto
Fachrul Razi, Menteri Agama RI, saat mengumumkan hasil sidang isbat penetapan 1 Syahwal 1441 H. 

WARTA KOTA WIKI -- Hari Raya Idul Fitri tahun 2020, atau 1 Syahwal 1441 Hijriah, di Indonesia jatuh pada tanggal 24 Mei 2020.

Penetapan dimulainya bulan Syahwal 1441 Hijriah itu dilakukan oleh Kementerian Agama, dalam sidang isbat pada Jumat (22/5/2020).

Sidang isbat yang digelar secara daring ini dihadiri oleh Menteri Agama Fachrul Razi, anggota Komisi 8 DPRI, anggota MUI, para pejabat Eselon 1, pimpinan ormas Islam, Ketua Lapan, dan pihak BMKG.

Alasan sidang ini ini dilakukan secara video conference adalah pandemi Covid-19, sehingga Pemerintah melarang pengumpulan massa.

Hilal tidak tampak

Dikatakan Fachrul Razi, penetapan awal Syawal ini berdasarkan hasil pemantauan (ruhiyatul / rukyat) di 80 titik yang tersebar di Indonesia.

Semua 80 titik itu melaporkan melihat hilal berada di atas ufuk, berpusat di antara -5 derajat 17 menit sampai -3 derajat 58 menit.

Menurut Menteri Agama, posisi hilal tersebut berdasarkan hisab peserta sidang isbat, yang merupakan metode untuk mengetahui posisi hilal. 

Berdasarkan posisi hilal di bawah ufuk, dan laporan rukyat hilal yang melaporkan tidak melihat hilal, karenanya sidang isbat secara bulat telah dinyatakan valid.

Sidang isbat

Pakar astronomi dari tim Falakiyah Kemenag, Cecep Nurwendaya, menjelaskan bahwa belum ditemukan penampakan hilal awal Syawal 1441 Hijriah pada Jumat (22/5).

Sementara, menurut Cecep, secara hisab, awal Syawal 1441 Hijriah jatuh pada hari Minggu. 

Metode hisab menggunakan perhitungan matematis dan astronomis dalam menentukan posisi bulan.

Hanya saja di Indonesia hisab sifatnya informatif, dan menunggu hasil rukyat dan keputusan sidang isbat sebagai konfirmasinya. 

Sementara rukyat adalah observasi astronomis untuk memantau penampakan pertama bulan sabit setelah terjadinya konjungsi (hilal). Penentuan tersebut harus merujuk kepada referensi.

Hisab dan rukyat adalah cara menentukan awal bulan dalam penanggalan Hijriah.

Jika hilal belum terlihat pada saat matahari terbenam (maghrib), maka sidang isbat menentukan bahwa awal bulan dimulai pada magrib berikutnya. 

Commuter Line Beroperasi Terbatas di Hari Raya Idul Fitri 1441 H

Surat Izin Keluar Masuk (SIKM), Peruntukan dan Cara Memperolehnya

Sistem Baru Pemeriksaan Persyaratan Perjalanan Penumpang di Bandara Soekarno Hatta

Ikuti kami di
489 articles 182 0
Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved