Tokoh

Misteri Kematian Cleopatra, Bunuh Diri atau Dibunuh?

Kisah kehidupan Cleopatra ditulis oleh penulis Romawi Plutarch yang hidup beberapa generasi setelah kematian Cleopatra dan Mark Anthony.

National Geographic Kids
Ilustrasi lukisan Cleopatra 

Kematian Ratu Cleopatra menjadi bagian paling dramatis dari perjalanan hidup Ratu Mesir ini.

Pasukan gabungan Ratu Mesir dan kekasihnya, Jenderal Mark Antony dari Romawi, hancur dalam Pertempuran Actium pada tahun 30 Sebelum Masehi (SM).

Kondisi itu membuat ketidakpastian di Alexandria, Mesir Kuno.

Beberapa bulan kemudian, pasukan Romawi yang dipimpin Octavianus--menyerang gerbang kota. Jenderal Mark Anthony yang putus asa menjatuhkan pedangnya dan kalah di tangan Octavianus.

Mark Anthony dan Octavianus merupakan petinggi Romawi yang saling berkonflik.

Dihadapkan kemungkinan kehilangan kerajaannya, Cleopatra diduga melakukan bunuh diri pada 10 Agustus 30 SM.

Dia membiarkan ular berbisa menggigitnya, begitu juga kedua dayang-dayangnya mati dipatok ular.

Sejarah Pohon Natal Dimulai dari Simbol Mesir Kuno

Bukti sejarah kuat terkait kematian Cleopatra, seperti biografinya sangat sedikit.

Kisah kehidupan Cleopatra ditulis oleh penulis Romawi Plutarch yang hidup beberapa generasi setelah kematian Cleopatra dan Mark Anthony.

Penyair, penulis naskah dan pembuat film kemudian memanfaatkan sumber-sumber ini untuk membangun sosok Cleopatra menjadi sosok yang hampir mitos.

Sebagian besar tentang kekuatan rayuannya dan hubungannya dengan dua pemimpin Romawi, Julius Caesar dan Mark Anthony.

Kisah-kisah fiksi tentang hidupnya, dan kematiannya yang terlalu cepat, menciptakan citra populer Cleopatra sebagai protagonis cantik dan terkutuk.

Kisah kehidupannya menjadi salah satu drama romantis paling terkenal dalam sejarah.

Namun, di balik gambar itu, ada seorang ratu kehidupan nyata.

Terlepas dari penampilannya, Cleopatra jelas pemimpin tangguh — dan  anggota paling kuat dari dinasti Yunani yang mendominasi Mesir selama lebih dari tiga abad.

6 Cerita Ular dalam Sejarah dan Mitologi

Kematian Cleopatra

Setelah pasukan Romawi menghancurkan tentara Mesir pada Pertempuran Actium, Anthony dan Cleopatra mundur ke Alexandria.

Mereka menyaksikan bekas sekutu dan pendukung mereka membelot ke pihak Oktavianus.

Seperti ditulis Stacy Schiff dalam biografinya tahun 2010 tentang Cleopatra.

Pasangan itu membubarkan 'Society of Inimitable Livers'  menjadi 'Companions to the Death.'

Pada akhir Juli di 30 SM, pasukan Oktavianus telah mencapai Alexandria, dan Cleopatra mundur ke mausoleumnya.

Mendengar laporan bahwa dia telah meninggal, Mak Anthony menikam dirinya sendiri dengan pedangnya sendiri.

Anak buahnya membawanya ke Cleopatra dan dia mati di pelukannya.

Parasite Jadi Tonggak Sejarah Baru Film Korea Selatan

Menurut Plutarch, anggota staf Oktavianus diam-diam memperingatkan Cleopatra pada 9 Agustus 30 SM.

Sang jenderal berencana untuk pergi ke Roma dalam beberapa hari dan akan membawa Cleopatra dan anak-anaknya bersamanya.

Keesokan harinya, Cleopatra mengurung diri di mausoleum dengan dua pelayan, Iras dan Charmion.

Cleopatra mengirim pesan kepada Octavianus, yang saat itu tinggal di Alexandria, diduga di istana ratu.

Setelah membuka catatan Cleopatra, yang meminta agar dia dimakamkan di sisi Antonius, Octavianus segera mengirim anak buahnya untuk menyelidiki.

Ketika mereka mendobrak pintu mausoleum, mereka menemukan Cleopatra terbaring tak bernyawa di sofa emas, dua pelayannya juga mati.

Saat tewas, Clepatra berusia 39 tahun dan telah memerintah Mesir selama lebih dari 20 tahun.

Sejarah Mumi di Dunia

Teori gigitan ular

Menurut teori, kematian Cleopatra yang paling banyak diulang, dia meninggal karena gigitan ular berbisa.

Kematian disebabkan oleh asp (ular kecil) atau ular kobra Mesir.

Kematian Cleopatra dianggap menjadi bunuh diri puitis, asp adalah simbol royalti orang Mesir.

Sedangkan kobra dikaitkan dengan dewi favorit Cleopatra, Dewi Isis.

Namun ada beberapa masalah dengan teori itu menurut ahli ilmu Mesir modern.

Ular kobra biasanya memiliki panjang setidaknya lima kaki dan dapat tumbuh hingga delapan kaki.

Kobra itu terlalu besar untuk diselundupkan ke makam Cleopatra dalam sekeranjang buah ara (begitu ceritanya).

6 Penemuan Perintis yang Mengubah Sejarah Dunia

Selain itu, tidak semua gigitan ular mematikan dan membunuh korbannya perlahan serta menyakitkan.

Hal itu sulit untuk dipercaya seekor ular bisa membunuh Cleopatra dan dua pelayannya dalam waktu singkat bagi Oktavianus untuk menerima catatan dan kirim pengawalnya.

Jika Cleopatra memang meracuni dirinya sendiri hingga mati, Schiff dan yang lainnya berpendapat, kemungkinan besar dia minum ramuan herbal mematikan.

Atau mengoleskan salep beracun, seperti pendapat sejarawan kuno, Strabo.

Salah satu racun itu membunuhnya (dan pelayannya) lebih cepat dan efektif daripada gigitan ular.

Pada 2010, sejarawan Jerman Christoph Schaefer menduga, Cleopatra telah menelan campuran fatal dari hemlock, wolfsbane dan opium.

Dugaan itu berdasarkan penelitiannya terhadap dokumen-dokumen kuno dan pekerjaannya dengan ahli toksikologi.

Namun, kebenarannya tetap sulit dipahami.

Tidak ada saksi mata yang diketahui dan tidak ada catatan tertulis utama tentang kematian Cleopatra.

6 Bangunan Bersejarah Peninggalan Belanda di Depok

Banyak sumber dari  Octavianus — yang diduga justru sebagai tersangka atas kematian Cleopatra.

Octavianus tentu saja memiliki motif menginginkan Cleopatra mati, karena ratu yang karismatik (selama dia masih hidup) menimbulkan ancaman potensial terhadap dominasinya di Mesir.

Apakah Oktavianus memerintahkan pembunuhan Cleopatra dan pelayannya, atau memberinya ruang dan kesempatan untuk bunuh diri?

Octavianus mengarahkan pengawalnya untuk memburu dan membunuh Caesarion.

Caesarion merupakan putra remaja Cleopatra dengan Caesar yang akan menggantikan tahta ibundanya.

Octavianus kemudian menjadikan Mesir sebagai provinsi Romawi dan menjadikan dirinya sebagai kaisar.

Kemudian Octavianus mengubah namanya menjadi Augustus.

Dalam memoar berikutnya, Octavianus/Augustus memastikan versinya tentang Cleopatra dan bunuh dirinya — gigitan ular dan sebagainya — akan hidup selama berabad-abad akan datang.

Plutarch mengatakan, “Kebenaran masalah tidak ada yang tahu." (History.com)

Ikuti kami di
321 articles 182 0
Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved