Tokoh

Pastor Paroki Bea Muring Romo Marselus Hasan

Marselus Hasan yang menggerakan warga untuk menghadirkan listrik melalui Pembangkit Tenaga Listrik Mikro Hidro (PLTMH).

Warta Kota/Muhammad Naufal
Romo Marselus Hasan 

Romo Marselus Hasan adalah Imam Katolik di Paroki Santo Damian, Desa Bea Muring, Kecamatan Poco Ranaka, Manggarai, Flores , Nusa Tenggara Timur (NTT).

Romo Marsel---sapaan Romo Marselus Hasan--merupakan pria kelahiran Langgo, Ujung Pandang, Sulawesi Selatan, 24 Oktober 1981.

Pastor Paroki St Damian Bea Muring, Manggarai, ini  dikenal sebagai bapak penerang di NTT. 

Pasalnya, Marselus Hasan yang menggerakan warga untuk menghadirkan listrik melalui Pembangkit Tenaga Listrik Mikro Hidro (PLTMH).

Dia menghadirkan listrik untuk warga Bea Muring yang memanfaatkan sumber daya air yakni potensi air sungai di desanya, Sungai Wae Rina, Sungai Wae Lenger, dan Sungai Wae Mese.

Ketika Romo Marselus Hasan bertugas di Desa Bea Muring untuk melayani paroki mulai tahun 2011, listrik di desa itu sangat minim, penerangan pun redup dan cenderung gelap.

Setiap malam menyaksikan, dia menyaksikan penderitaan 8.000 warga yang tidak memiliki penerangan.

Menurut Marselus Hasan, seharusnya warga di Desa Bea Muring itu sudah mendapatkan listrik dan penerangan.

Namun, sejak zaman kemerdekaan, untuk mendapatkan cahaya saat malam hari sangat langka dan mahal harganya.

Warga harus menggunakan generator yang hanya bisa menyala selama empat jam.

Tidak hanya itu, generator yang digunakan sebagai penerangan termasuk mesin itu mudah rusak.

Jadi setiap hari, Marselus Hasan bersama warga lainnya berkutat memperbaiki generator.

Sri Robustina, Dari Meracik Obat Menjadi Meracik Cat Lukisan di Atas Kanvas

Bahkan untuk menghidupkan generatornya, warga harus mengeluarkan biaya Rp 30.000 untuk membeli bahan bakar solar atau bensin.

Setiap kepala keluarga harus merogoh kocek hingga Rp 900.000 per bulan untuk listrik. Sekitar 50 generator ada di Desa Bea Muring.

Warga juga harus menghadapi dampak buruk lain dari generator. Getar generator yang saling bersahutan di rumah-rumah warga itu menimbulkan kebisingan dan polusi udara.

Warga menghirup akumulasi kepulan asap buangan generator. Jika dibiarkan, maka bahaya mengintai warga dari sisi kesehatan.

Lantas, Romo Marselur Hasan menggagas  Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro. Ide tersebut muncul setelah mengetahui bahwa Bea Muring memiliki potensi air melimpah.

Lunardi Valanchie, Penjual Kopi Giling Terakhir di Pasar Boplo Menteng Jakarta Pusat

Pendanaan

Proyek PLTMH dimulai Juli 2012. Pendanaan berasal dari patungan tiap kepala keluarga.

Awalnya, dia kesulitan mengumpulkan dana untuk membangun PLTMH. Lantas,  Romo Marselus Hasan  mendapatkan dana dari koperasi desa.

Untuk dana awal, biaya pembangunan PLTMH dikumpulkan dari warga yakni Rp 2 juta untuk setiap kepala keluarga (KK).

Selanjutnya, ketika PLTMH selesai dibangun dan siap digunakan, warga tetap dikenai biaya pemakaian.

Tetapi, biaya yang ditarik jauh lebih murah ketimbang menggunakan generator.

Setiap KK dikenakan iuran bulanan Rp 10.000 per lampu.

Rata-rata tiap rumah menggunakan tiga lampu, sehingga total Rp 30.000 per bulan.

Sedangkan peralatan elektronik seperti televisi dikutip harga setara tiga lampu yakni Rp 30.000.

Bandingkan dengan biaya generator yang sampai Rp 900.000 sehingga  ada penghematan sekitar Rp 870.000 per bulan.

6 Penemuan Perintis yang Mengubah Sejarah Dunia

Saat pembangunan PLTMH, warga tidak hanya berswadaya berupa uang, tetapi juga tenaga sehingga pengerjaan bisa ditekan waktu penyelesaiannya antara 76 hingga 100 hari.

Penggarapan proyek tergantung pada kesiapan dana yang dibutuhkan. Jika tidak ada dana, pengadaan bahan terhambat dan pembangunan tertunda.

Kini, warga bisa bernapas lega. Minimnya akses listrik teratasi berkat PLTMH.

Warga yang menggunakan PLTMH untuk listrik di rumah yakni yang tinggal  di Desa Melo, Golo Ndaru, Deno, Leong, dan Arus; Kecamatan Poco Ranaka, Manggarai Timur.

Pengguna PLHMH juga warga dari  Desa Rana Mese, Kecamatan Sambi Rampas. Adapula penduduk dari Kecamatan Elar, Manggarai Timur; Desa Biting, Rana Gapang, dan Kelurahan Tiwu Kondo.

Serta, warga dari Kecamatan Macang Pacar, Desa Rego.

Anak-anak yang berstatus murid sekolah kini bisa belajar tiap malam.

Sejarah Mumi di Dunia

Sebelum listrik tenaga air menyapa desa, biasanya mereka langsung tidur saat hari mulai gelap.

Menurut Marselus Hasan, bagian terpenting dari pengadaan PLTMH adalah perubahan mental.

Warga berani dan berinisiatif untuk membuat proyek di kampungnya sendiri.

Masyarakat pun secara tidak langsung terlatih merawat PLTMH. Pasalnya, mereka ikut membangun dan berjuang mendirikan PLTMH.

Rasa memiliki warga pun tinggi terhadap pembangkit tenaga listrik itu.

Upaya Romo Marselus Hasan tak sia-sia, warga tak lagi minim listrik,

Dia pun meraih penghargaan energi kategori prakarsa perorangan Kementerian ESDM tahun 2016.

10 Jalur Kereta yang Mengubah Dunia

Film Semesta

Kisah inspiratif Romo Marselus Hasan pun dituang dalam film Semesta yang disutradari Chairun Nissa.

Dia tampil sebagai salah satu tokoh di antara tujuh tokoh lainnya dalam film Semesta yang bertema lingkungan dan perubahan iklim.

Para tokoh itu ikut merawat alam atas dorongan agama, kepercayaan, dan budaya masing-masing.

Film Semesta mengajak penonton berkeliling sembari menikmati kekayaan alam di Tanah Air.

Perjalanan itu mulai dari titik ujung barat yakni Desa Pameu, Aceh, hingga bagian ujung timur Indonesia, tepatnya di Kampung Kapatcol, Papua.

9 Kebiasaan Buang Air Besar yang Harus Anda Ketahui

Rangkaian kisah mereka yang merawat alam Indonesia ini seakan mengajak penonton untuk ikut berperan dalam menjaga kelestarian lingkungan melalui langkah kecil.

Film Semesta adalah debut Tanakhir Films memproduksi film dokumenter panjang.

Sebelumnya Semesta mendapat nomine dalam kategori Film Dokumenter Panjang Terbaik di Festival Film Indonesia 2018.

Selain itu, film yang diproduseri oleh aktor Nicholas Saputra itu juga tampil  di Suncine International Environmental Film Festival di Barcelona, Spanyol, pada 6-14 November 2019. 

Ikuti kami di
213 articles 182 0
Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved