Banjir

Sampah Banjir di Kota Bekasi Sampai 2.000 Ton

Banjir di Kota Bekasi menyisakan ribuan ton sampah, ukuran besar sampai kecil. Proses pembersihan masih berlanjut pada Kamis (25/2)

Penulis: Rangga Baskoro | Editor: AC Pinkan Ulaan
Istimewa/KP2C
Sampah bambu dam kayu di aliran Sungai Cikeas di Kelurahan Jatisari, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi. 

WARTA KOTA -- Masalah banjir tidak selesai begitu air surut, sebab ada dampak lain yang mengikutinya, yakni sampah yang dibawa banjir.

Hal ini diutarakan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi Yayan Yulianan, pada Kamis (25/2).

Katanya, banjir yang merendam wilayah Kota Bekasi pada Jumat (19/2/2021) hingga Minggu (21/2/2021) meninggalkan ribuan ton sampah.

Sampah tersebut mayoritas berasal dari wilayah di sepanjang aliran Kali Bekasi yang meluap, dan diperparah dengan jebolnya tanggul di kawasan Pondok Gede Permai, Jatiasih.

"Kalau secara keseluruhan (sampah kali dan darat) itu yang kemarin kita angkut, yang banyak peningkatannya di daerah Jatiasih, Bekasi Utara dan Selatan. Mungkin sekitar 2.000 ton," kata Yayan.

Sampah ukuran kecil

Sebagian besar sampah tersebut berbentuk bambu dan kayu yang ditengarai akibat banyaknya wilayah yang mengalami longsor.

Dia menjelaskan telah mengangkut sampah-sampah tersebut ke TPA Sumurbatu, Bantargebang. Tersisa beberapa ton yang hingga kini masih dalam proses pengangkutan.

"Sudah diangkut, tapi kan sampai sekarang msh belum selesai. Itukan yang berat-berat, yang besar-besar sudah kita angkut. Tapi masih ada yang kecil-kecil, itu yang masih kita kerjakan sampai saat ini," ujarnya.

Menyumbat sungai

BPBD Kota Bekasi mencatat banjir kali ini merendam 125 titik di 12 kecamatan Kota Bekasi. Ketinggian air bervariasi, dari 20 hingga 200 centimeter.

Sampah bambu dan kayu itu menyumbat aliran Sungai Cikeas di Kelurahan Jatisari, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, hingga menyebabkan luapan air.

Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas (KP2C), Puarman, mengatakan sampah bambu yang menyumbat aliran Sungai Cikeas, yang berbatasan dengan perumahan Vila Nusa Indah (VNI) III, Desa Bojongkulur, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor. Maka tak mengherankan perumahan itu yang paling parah terdampak banjir.

Pihaknya, bersama 15 orang anggota Tim Katak dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bekasi, berjibaku membersihkan sampah bambu tersebut sejak Rabu (24/2/2021) pagi.

"Sampah bambu biasanya menumpuk dan menyumbat aliran sungai di Bendung Kodja. Setelah kami angkut, beratnya sekitar 600 meter kubik," kata Puarman.

Dia menjelaskan penyumbatan aliran telah terjadi beberapa waktu lalu, yang diakibatkan hujan lebat.
Sampah tersebut terpantau di aliran sungai kawasan perumahan VNI III, beberapa kilometer sebelum Bendung Kodja.

"Bambu yang tumbuh di bibir sungai terbawa arus air saat sungai meninggi. Karena jumlahnya banyak, akhirnya menyumbat aliran sungai Cikeas yang lebarnya tak lebih dari 10 meter," ujar Puarman.

Tumpukan sampah bambu semakin menggunung karena di wilayah tersebut juga terjadi longsor akibat meningginya air sungai lantaran curah hujan yang tinggi.

Puarman mengestimasi pengangkutan sampah bambu bersama Tim Katak DLH Kota Bekasi diperkirakan selesai dalam 2 hari.

Ikuti kami di
932 articles 182 0
Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved