Jangan Lupakan Penyakit yang Ditularkan oleh Nyamuk di Musim Hujan
Jangan lupakan ancaman penyakit yang ditularkan nyamuk di awal musim hujan. Mengendalikan nyamuk adalah cara mencegah penyakit tersebut.
WARTA KOTA -- Perhatian masyarakat pada saat ini bisa dibilang sangat fokus kepada pandemi Covid-19, sehingga lupa ada ancaman kesehatan lain di awal musim hujan.
Padahal di masa awal musim hujan seperti sekarang, masyarakat harus waspada terhadap penyakit yang ditularkan oleh nyamuk.
Di Indonesia, kasus penyakit tular vektor nyamuk ini tergolong tinggi, antara lain Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Malaria.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menggolongkan nyamuk sebagai vektor, atau binatang pembawa penyakit.
Sementara penyakit yang ditularkan oleh binatang disebut penyakit tular vektor.
Selain itu ada sebutan khusus, untuk penyakit yang disebabkan oleh virus yang dibawa vektor serangga termasuk nyamuk, yakni arbovirosis.
Mengendalikan nyamuk
Untuk meningkatkan kewaspadaan akan penyakit-penyakit itu, dibuat Hari Pengendalian Nyamuk (HPN) setiap tanggal 22 Oktober.
Sebagaimana dilansir siara pers Kementerian Kesehatan, puncak peringatan Hari Pengendalian Nyamuk (HPN) tahun ini diselenggarakan di Makassar, Sulawesi Selatan.
Tema perayaan tahun ini adalah "Pengendalian Vektor sebagai Upaya Utama dalam Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dalam Tatanan Baru New Normal".
Hadir dalam acara peringatan itu Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit yang lama, dr Achmad Yurianto.
Pada puncak HPN ini, target pertama adalah sosialisasi bahwa nyamuk harus dikendalikan, sehingga penyakit bisa juga terkendali.
Target kedua adalah membangun budaya lingkungan kerja bebas nyamuk, yang akan berlanjut ke lingkungan sekolah. Tujuan akhirnya adalah rumah bebas nyamuk.
Pemerintah RI telah berkomitmen melaksanakan pencegahan dan pengendalian penyakit tular vektor, antara lain dengan gerakan Indonesia eliminasi malaria tahun 2030, eliminasi filariasis tahun 2030, dan reduksi DBD dengan Incidence Rate (IR) kurang dari 49/1000 penduduk.
Penyakit yang disebabkan nyamuk
Bukan hanya DBD dan Malaria, penyakit lain yang disebabkan vektor nyamuk ialah Chikungunya, Japanese Encephalitis (JE), dan Zika.
Tiga penyakit tersebut termasuk diantara emerging disease yang menjadi masalah kesehatan masyarakat.
DBD, Chikungunya, dan Japanese Encephalitis dapat menimbulkan kejadian luar biasa (KLB), terutama musim penghujan.
Sedangkan Zika ditetapkan WHO sebagai public health emergency of international concern (PHEIC), alias berpotensi menjadi pandemi.
Faktor penyebaran
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penyebaran penyakit arbovirosis di Indonesia, yaitu:
- Urbanisasi yang tak terkontrol seiring meningkatnya kepadatan penduduk
- Tingkat mobilitas yang tinggi antar-daerah
- Perilaku masyarakat seperti membuang sampah sembarangan, kesadaran melakukan PSN masih rendah
- Perubahan iklim.
Cara pengendalian nyamuk
"Pengendalian vektor merupakan upaya preventif yang paling efektif dalam pencegahan penyakit tersebut. Lebih efektif dan hasil maksimal jika melibatkan peran serta masyarakat," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Dr drh Didik Budijanto MKes, yang hadir dalam acara puncak peringatan HPN.
Sementara Asisten 1 Pemerintahan Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Aslam Patonangi, mengatakan upaya pengendalian nyamuk bisa mulai dari diri sendiri dan keluarga, dengan menjaga lingkungan yang bebas dari jentik nyamuk sampai nyamuk dewasa.
Untuk mengendalikan nyamuk, secara teoritis ada 2 hal besar yang harus dilakukan.
Pertama adalah melakukan rekayasa lingkungan sebagai tempat perkembang biakan nyamuk.
Dan yang kedua menyadarkan masyarakat akan perilaku hidup sehat, baik sifatnya umum maupun spesifik di lingkungan masyarakat tersebut berada atau tinggal.
Kantor bebas nyamuk
Dalam acara itu juga dilakukan pencanangan gerakan Kantor Bebas Nyamuk (KBN), untuk mewujudkan semua perkantoran bebas nyamuk dengan tujuan menghindari penularan penyakit, serta meningkatkan produktivitas kerja.
KBN menjadi cikal bakal untuk menciptakan kondisi perkantoran atau rumah kedua, bebas nyamuk dan bebas penularan penyakit.
"Kita tahu bahwa banyak penyakit yang ditularkan melalui nyamuk, kemudian kantor relatif menjadi rumah kedua kita.Oleh karenanya kita harus menghilangkan faktor-faktor penularan penyakit akibat nyamuk, yang dapat menular di kantor," kata Yuri dalam pidato sambutannya.
Yuri menjelaskan, KBN tujuannya mengubah pola pikir orang untuk mengendalikan nyamuk di kantor.
"Bila ini bisa dicapai, maka nanti saat sampai rumah cara berpikir itu bisa diimplementasikan supaya rumah sendiri juga bebas nyamuk. Sekaligus bisa mendidik secara keseluruhan untuk bisa menjadi budaya mengendalikan nyamuk," lanjut Yuri. (*)
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!