Benyamin Davnie: Dari Aktif di Kegiatan Organisasi sampai Pilkada Tangsel 2020

Prinsip kerja Benyamin Davnie ialah menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.

Penulis: Rizki Amana | Editor: AC Pinkan Ulaan
Warta Kota/Nur Ichsan
Benyamin Davnie, Wakil Wali Kota Tangerang Selatan. 

WARTA KOTA WIKI -- Benyamin Davnie adalah Wakil Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel), yang menjabat sejak tahun 2011 dan masa pemerintahannya akan berakhir tahun 2021 mendatang.

Sosok pria kelahiran 1 September 1958 di Pandeglang, Banten itu akrab di panggil Ben oleh keluarga dan teman-temannya.

Dia merupakan anak ke-enam dari sembilan saudara, yang lahir dari sepasang orangtua asli warga Tangerang.

Benyamin Davnie, Wakil Wali Kota Tangerang Selatan, memiliki prinsip kerja
Benyamin Davnie, Wakil Wali Kota Tangerang Selatan, memiliki prinsip kerja "Mengalir". (Warta Kota/Nur Ichsan)

"Jadi pada waktu itu ayah saya sedang menjabat sebagai perwira distrik militer di Pangdeglang, kalau sekarang Dandim namanya. Beliau bertugas dua tahun di Pandeglang, akhirnya lahir saya," kata Benyamin kepada Wartakotalive.com di rumah dinasnya yang terletak di Greencove BSD City, Serpong, Tangsel, Selasa (9/6/2020).

"Kemudian saya bayi berusia 1 bulan, pindah tugas ke Kodam Jaya. Akhirnya kami kembali ke kampung halaman di Tangerang," sambungnya.

Masa Kecil dan pendidikan

Pria yang telah menginjak usia 61 tahun ini mengaku banyak menghabiskan masa kecilnya di kota asalnya, Tangerang, termasuk saat menjalani jenjang pendidikan.

Jenjang pendidikan itu dimulai di masa Taman Kanak (TK) di Kota Tangerang.

Dilanjutkan ke SDN 1 Tangerang lulus pada tahun 1970, kemudian SMPN 1 Tangerang 1973, dan SMAN 27 Tangerang lulus pada tahun 1976.

Usai menyelasaikan jenjang pendidikan dasar selama 12 tahun lebih di Kota Tangerang, Ben memutuskan melanjutkan pendidikan ke tingkat universitas di Kota Bandung.

Benyamin masuk diterima di Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik jurusan Ilmu Pemerintahan, di Universitas Padjajaran, Bandung, Jawa Barat

"Dari tahun 1977 sampai lulus tahun 1982. Saya hanya keluar Tangerang untuk menyelasaikan pendidikan S1," ujar Benyamin.

Benyamin mengungkapkan alasan dirinya fokus ilmu pemerintahan, karena ada tantangan tersendiri baginya.

Ditambah, minatnya kepada ilmu pemerintahan telah ada sejak duduk di bangku SMA.

"Sejak SMA tertarik dengan kepemerintahan, juga karena sering berdialog dengan bapak saya yang tentara. Memang saya sudah bergelut selalu dengan diskusi negara ini, sejarahnya hingga pemerintahannya," ucapnya.

Minatnya kepada ilmu pemerintahan membuat Benyamin melanjutkan pendidikan ke jenjang S2, di intitusi pendidikan yang berada di kawasan Kabupaten Tangerang.

Karier

Minatnya dalam mendalami ilmu pemerintahan membuahkan hasil di kariernya sebagai pegawai pemerintah hingga saat ini.

Bahkan, dia sempat tak menyangka dirinya dapat menduduki jabatan Wakil Wali Kota Tangsel yang diembannya saat ini.

Dia hanya mengatakan keberhasilan menduduki kursi orang nomor dua di Tangsel itu berkat prinsipnya, yakni bekerja dengan sebaik-baiknya.

"Saya sama sekali tidak pernah menyangka, karena saya hanya mengalir saja (dalam bekerja). Prinsip saya, apa yang menjadi tugas saya hari ini, itu saya kerjakan dengan sebaik-baiknya," katanya.

Sebelum menjabat sebagai Wakil Wali Kota Tangsel, Benyamin memiliki karier yabg terbilang cemerlang sejak diterima sebagai pegawai negeri sipil (PNS) Pemerintah Kabupaten Tangerang pada tahun 1984.

Dalam dua tahun, dia mendapat promosi sebagi Kepala Sub Bagian (Kasubag) Kependudukan Bagian Pemerintahan Kabupaten Tangerang.

Kemudian dua tahun berikutnya, dirinya ditunjuk untuk menduduki posisi Camat Ciledug.

Bahkan dirinya tercatat sebagai PNS termuda yang menjabat sebagai camat, karena kala itu Benyamin baru berusia 29 tahun.

"Saat itu Camat Ciledug sedang sakit parah, tidak ada juga rencana mutasi dari Bupati. Akhirnya nama saya diusulkan oleh kepala bagian saya ke Bupati, dan disetujui. Akhirnya tahun 1988 saya dilantik sebagai Camat Ciledug menjabat sampai tahun 1991," kata Benyamin.

Usai masa jabatan sebagai camat, Benyamin kembali mendapat peningkatan karier. Kali ini Kepala Bagian Humas Kabupaten Tangerang, sejak 1991 hingga 1993.

Kemudian Bupati Tangerang kala itu kembali menunjuk Benyamin untuk memimpin di wilayah, yakni wilayah Cisoka pada 1993.

Di tahun 1994, Bupati menunjuknya untuk memimpin wilayah Tigaraksa.

Pemilu Transisi 

Menurut Benyamin, jabatan sebagai Camat Tigaraksa merupakan pengalaman yang dahsyat dan tak terlupakan.

Sebab, dirinya menjabat dalam waktu yang cukup lama, yakni 5 tahun yang dimulai sejak tahun 1994 hingga 1999.

"Pengalaman dahsyat saya adalah sebagai Camat Tigaraksa. Saya mengalami dua kali Pemilu, yaitu Pemilu 1997 dan Pemilu 1999," ucapnya.

Dia ingat, Pemilu 1997 masih hanya diikuti tiga partai yakni Golongan Karya (Golkar), Parta Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Demokrai Indonesia (PDI).

Menurut Benyamin, suasana poltik saat itu sangat dipenuhi bumbu-bumbu kegaduhan.

Namun itu belum seberapa dibandingkan kisah lain yang lebih mencekam, yaitu saat dirinya harus turun ke masyarakat, kala Pemerintah akan melangsungkan Pemilu kembali di 1999.

Saat itu, kata Benyamin, suasana ricuh di tengah gelombang reformasi dan kerusuhan, dan terpaksa membuatnya bekerja ekstra keras dengan jajaran pemerintahan saat itu.

Benyamin mengaku pengalaman itu merupakan pengalamannya paling berharga, sebagai seorang pemimpin di suatu daerah.

"Itu pengalaman yang paling dahsyat, yang paling banyak memberikan pelajaran kepemimpinan bagi saya, untuk meniti karir ke depannya," kata Benyamin.

"Di situ saya diajarkan bagaimana transisi pemerintahan itu harus berlangsung dengan baik. Tugas saya waktu itu yang paling berkesan adalah, meyakinkan masyarakat bahwa transisi ini, melalui instrumen 1999, akan menimbulkan kesejahteraan yang lebih baik bagi masyarakat Tigaraksa," sambungnya.

Alhasil, kerja keras Benyamin membuahkan hasil yang sangat baik. Bahkan kesuksesannya itu mendapat penghargaan dari Pemerintah Republik Indonesia, karena Tigaraksa menjadi salah satu daerah yang sukses melaksanakan Pemilu Transisi di tahun 1999.

"Karena tidak ada konflik, kerusuhan, masyarakat partisipasinya sangat maksimal di TPS," katanya.

Usai menjelajah ke berbagai kecamatan di Kabupaten Tangerang, Benyamin kemudian ditunjuk menjabat sebagai kepala di organisasi perangkat daerah Kabupaten Tangerang.

Beberapa jabatan yang pernah dilakoninya adalah Kabag Bina Wilayah pada tahun 1999, Kepala Dinas Tata Ruang dan Bangunan pada tahun 2003, Asisten Daerah Tata Pradja pada tahun 2004, dan Kepala Bapeda Kabupaten Tangerang tahun 2005.

Hingga akhirnya dirinya disandingkan dengan Airin Rachmi Diany, kala Kota Tangsel memisahkan diri dari Kabupaten Tangerang.

Benyamin menjabat sebagai Wakil Wali Kota Tangsel sejak tahun 2011 hingga tahun 2021 nanti.

"Saya enggak pernah bertarget untuk jadi ini atau jadi itu. Cita-cita saya adalah mengalir begitu saja, apapun yang dikerjakan kerjakan sebaiknya. Dan itu yang mengantarkan saya ke berbagai posisi," katanya.

Kegiatan Organisasi

Ben mengatakan bahwa sejak duduk di bangku sekolah, dirinya telah aktif di berbagai macam organisasi yang ada di lingkungan pendidikannya.

Awalnya adalah kegiatan Pramuka di sekolah dasar hingga SMA.

"Saya dari kecil mengikuti kegiatan Pramuka, dan tergabung didalamnya sampai SMA. Itu kata keluarga turun dari kakek dan ayah saya, yang memang dari dulu suka berorganisasi," ucapnya.

Tak cukup hanya berorganisasi di SD hingga SMA, Ben pun turut terjun ke dunia organisasi kampusnya.

"Waktu kuliah saya banyak mengikuti organisasi, yakni olahraga, pencinta alam, organisasi keagamaan, organisasi kemahasiswaan. Itu saya aktif semua waktu di UNPAD," katanya.

Dari organisasi itu dia mengaku memperoleh pengalaman dan keilmuan.

Bahkan Benyamin memiliki kisah unik saat menjalani kegiatan organisasi pecinta alam.

"Saya ingat, sebagai ketua kelompok saat itu, saya membagi tugas kepada teman-teman. Jadi saya dari dulu sudah sering ditunjuk menjadi ketua oleh kelompok organisasi," kata Benyamin Davni.

Dia dan rekan-rekannya di kelompok pencinta alam itu kerap mengunjungi desa-desa terpencil.

Pengalaman tersebut memberinya ilmu bersosialisasi dengan penduduk desa-desa terpencil, dan sangat membantu dalam karier Ben.

Sampai sekarang Ben tetap bersosialisasi dengan banyak kelompok masyarakat, hingga tak canggung kala dijadikan wakil Airin Rachmi Diany dalam memimpin Kota Tangsel.

"Dengan ilmu yang saya miliki, dan pengalaman saya terus bergaul dengan berbagai kelompok masyarakat. Sampai sekarang saya jadi seperti ini, mudah bergaul dengan masyarakat," katanya.

Menjadi Wakil Wali Kota

Dalam bincang-bincang dengan Warta Kota Benyamin Davni juga mengisahkan Bagaimana dirinya menjadi Wakil Wali kota Tangsel.

Awalnya dia diminta Bupati Tangerang waktu itu, membuat kajian pemecahan wilayah, menjadi Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan.

Ketika itu Benyamin itu sedang menjabat Kepala Bappeda Kabupaten Tangerang.

"Bupati menugaskan bikin kajian pemekaran wilayah. Saya baca undang-undangnya dan peraturan tentang pemekaran wilayah. Konsepnya ada dua, pemekaran Kabupaten Tangerang Utara dan Kota Tangerang Selatan pada waktu itu," ujarnya.

Usai tuntasnya kajian tersebut, pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangsel pun dilakukan.

Kata Ben, seorang anggota tim kampanye Airin mendatangainya, dan memintanya untuk menemani Airin maju di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).

Namun, Ben ragu-ragu menerima permintaan itu, dengan alasa dirinya masih belum layak disandingkan untuk memimpin satu daerah yang besar.

Lambat laun, setelah mempelajari dan menimbang bersama keluaganya, Ben pun menerima tawaran itu.

"Saya salat istiqarah, ke makam orangtua, dan merundingkan dengan keluarga. Keputusan keluarga siap mendukung saya. Kata kakak saya, itu sudah jalan hidup saya," kata Benyamin.

Kritik 

Menjadi seorang politikus dan pejabat pemerintah tentu lumrah bila mendapat kritik.

Ben mengaku, sejak pertama menjabat sebagai Camat Ciledug dirinya telah mendapat kritik dari masyarakat yang dipimpinnya.

Namun Ben meyakini bahwa kritik itu merupakan fondasi bagi dirinya, dalam membangun integritas kepemimpinan yang dilakukannya.

"Banyak kritik yang saya terima, tergantung kita bagaamana menyikapinya saja. Melihat kritik dari hati yang bersih dan lurus, dapat menerima dan memacu kita untuk lebih maju," kata Ben.

Selain itu, dirinya menganggap kriik tersebut sesbagi bentuk perhatian publik kepadanya.

Bahkan, cara menyikapi suatu kritik tersebut telah dipelajari dari petuah-petuah sang ayah.

"Pernah saya dikritik waktu menjabat Wakil, kok enggak pernah datang, giliran waktu kampanye turun terus. Saya bilang terima kasih, tapi saya harus fokus dengan kerjaan dan tanggung jawab yang dipercayai. Bukan sombong enggak mau menengok ke bawah," ujar Ben.

"Kan saya dipilih sama masyarakat untuk mengerjakan tugas-tugas. Jadi saya anggap kritik itu, bila bisa diajak berdialog ya kita berdialog. Tapi kalau enggak, dijadikan intropeksi diri saya sendiri," lanjutnya.

Ia pun berpesan kepada para pejabat agar menganggap kritik itu sebagai pesan moral yang bertujuan positif.

Penghargaan

Selain medapat kritik, Benyamin juga banyak menerima penghargaan dari berbagai lembaga negara maupun instansi swasta.

Salah satu penghargaan yang sangat melekat kepadanya adalah Satya Lencana Karya Satya X Tahun, yakni sebuah penghargaan atas prestasi kerja selama 10 tahun tanpa cacat, yang diberikan oleh Presiden RI.

Bahkan, penghargaan itu sudah didapatnya tiga kali, dalam mengabdikan dirinya kepada negara sebagai PNS, maupun Wakil Wali Kota Tangsel.

"Saya enggak pernah mengira mendapat itu. Yang mengusulkan saya mendapat penghargaan itu pimpinan saya sendiri, bukan saya," kata Ben.

Ia menjelaskan penghargaan itu didapat dari prinsip mengalir saja.

Mengalir saja itu adalah menuntaskan setiap pekerjaan dengan tepat waktu, dan selalu menjalani tugas demi tugas tanpa pamrih.

"Nah itu saya dipilih oleh pemimpin, karena saya selalu mengerjakan sesuatu tanpa terlamabat. Itu alasan pemimpin melihat dan mengajukan saya untuk dapat penghargaan," ujar Ben.

Selain penghargaan dari lembaga negara, beberapa aktivis dan lembaga swadaya masyarakat pun turut memberikan penghargaan kepada Benyamin.

Penghargaan itu diterima sebagai bentuk dedikasi Ben terhadap menyelesaikan permasalahan yang membelit pada kepentingan publik.

"Ya itu tadi saya dari dulu banyak dekat dengan masyarakat dan kelompoknya. Saya selalu ngobrol sama mereka, mereka kritik, saya ajak diskusi dan turun bareng ke lapangan," jelasnya.

Benyamin Davnie akan memperbanyak infrastruktur pendidikan.
Benyamin Davnie akan memperbanyak infrastruktur pendidikan. (Warta Kota/Nur Ichsan)

Pilkada 2020 Kota Tangsel

Menjabat sebagai Wakil Wali Kota Tangsel membuat Ben berani memajukan dirinya sebagai kandidat Wali Kota Tangsel dalam pesta politik Tangsel setiap lima tahuan tersebut.

Namun bukan tanpa alasan dirinya maju sebagai kontestan Pilkada 2020 Kota Tangsel.

Kata Ben, salah satu latar belakang yang mendorongnya untuk maju adalah memperbaiki fungsi aturan otonomi daerah Kota Tangsel.

"Ke depan otonomi daerah ini harus kita lengkapi, dengan otonomi ini kita berikan hak dan kewajiban kewenangan dalam urusan rumah tangga. Nah kita pilah nanti dari sana, ada 25 urusan wajib 8 urusan pilihan," ujarnya.

Ben menuturkan, dari otonomi daerah pihaknya bakal mendikte permasalahan global yaang ada di wilayah kerjanya itu.

Dia menegaskan bahwa tak semestinya permasalahan daerah dilihat dari besarnya anggaran yang dimiliki.

"Kita lihat infrastruktur mana, urusan mana yang harus memang dibenahi. Latar belakang jangan dilihat dari masalah besaran APBD dan seterusya, tapi melihat dari permasalahan global di Tangerang selatan ini," kata Ben.

"Jumlah penduduk kita akan bertambah, tingkat pertumbuhan ekonomi akan bertambah, pengangguran juga akan bertambah kalau tidak dikelola dengan baik, serta sektor pendidikan. Maka kita harus bisa menata itu," lanjutnya.

Dia bahkan bertekad bakal memberi peluang bagi anak-anak yang tidak dapat bersekolah, akibat masalah ekonomi.

Bahkan nantinya dia bertujuan untuk memperbanyak infrastruktur pendidikan, di kala dirinya terpilih menjadi Wali Kota Tangsel periode 2021-2026.

"Bagaiamana kemudian anak-anak yang kurang beruntung ini dijamin oleh pemerintah daerah, supaya mereka mendapati ilmu, supaya mereka dapat bersekolah dengan penerapan beasiswa yang konsisten," kata Benyamin.

Selain itu, fokus juga di alokasi anggaran, dengan memperbanyak infrastruktur yang dinilai masih kurang memadai di Kota Tangsel.

Kata Ben, instrumen anggaran perlu dikaji secara mendalam dengan menargetkan poin-poin penting dalam perkembangan Kota Tangsel di masa depan.

"Instrumen kebijakan anggaran sangat disorot, karena itu yang harus kita efisienkan. Saya akan bergerak nanti ke sektor perhubungan darat, sektor pendidikan, sektor kesehatan, sektor kebudayaan dan banyak lagi," tandasnya. 

Ikuti kami di
561 articles 182 0
Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved